Senin 20 Mar 2023 12:53 WIB

Kue Apem dan Maknanya dalam Tradisi Megengan

Pelaksanaan tradisi Megengan menyediakan sejumlah kuliner khas.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
 Beberapa kuliner yang disediakan dalam tradisi Megengan di Kabupaten Malang. Kue apem diketahui sebagai kuliner yang wajib ada dalam tradisi Megengan.
Foto: Wilda Fizriyani
Beberapa kuliner yang disediakan dalam tradisi Megengan di Kabupaten Malang. Kue apem diketahui sebagai kuliner yang wajib ada dalam tradisi Megengan.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ada sejumlah kuliner yang biasanya muncul dalam tradisi Megengan di masyarakat Jawa. Tradisi ini sendiri diketahui sebagai salah satu cara umat Muslim untuk menyambut Ramadhan.

Danan Tricahyono dalam artikel ilmiahnya yang berjudul Tradisi Meganan dan Muatan Pendidikan Nilai sebagai Enrichment dalam Pembelajaran Sejarah di Kabupaten Trenggalek menjelaskan, ada sejumlah makanan yang diwajibkan ada.

Berdasarkan pengamatan Republika di Masjid Al-Fatih wilayah Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur (Jatim), takmir terlihat menyediakan nasi tumpeng beserta lauk-pauknya. Kemudian juga terlihat apem, buah, dan kuliner tradisional lainnya.

Danan dalam penelitiannya menyebutkan, tradisi Megengan memang menyediakan sejumlah kuliner khasnya. Beberapa di antaranya seperti nasi, apem, serundeng (parutan kelapa yang digoreng bersama gula merah), kacang (kacang cina atau kedelai), lauk-pauk (tempe, tahu, telur), dan ayam yang digoreng atau dimasak dengan bumbu kuning (lodho).

Tak jarang ada pula yang menyiapkan jenang sepuh, jenang sengkala, dan metri. Fauzi Himma Shufya dalam artikel ilmiahnya yang berjudul Makna Simbolik dalam Budaya 'Megengan' Sebagai  Tradisi Penyambutan Bulan Ramadhan (Studi tentang  Desa Kepet, Kecamatan Dagangan) mengatakan, kue apem termasuk makanan tradisional  yang  masih  bertahan  hingga kini.

Kuliner ini juga sering digunakan pada acara sakral masyarakat khususnya masyarakat Jawa. Hal ini terutama dalam acara doa atau tahlilan di masyarakat.

Khusus di acara Megengan, apem dinilai sebagai simbol permohonan maaf seseorang. Sebagaimana diketahui, Ramadhan termasuk bulan yang  suci dan  penuh ampunan bagi umat Muslim. “Sehingga masyarakat menilai tradisi Megengan dijadikan sebagai bersih diri dari dosa,” kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement