Selasa 21 Mar 2023 13:18 WIB

GOTO Catatkan Simpanan Tunai Senilai Rp 29 Triliun

GOTO punya kelebihan potensi tambahan likuiditas dibandingkan dengan kompetitor.

Mitra layanan ojek daring Gojek menunjukkan logo merger perusahaan Gojek dan Tokopedia yang beredar di media sosial di shelter penumpang Stasiun Kereta Api Sudirman, Jakarta, Jumat (28/5/2021). PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatatkan simpanan tunai atau kas setara Rp 29 triliun, yang dinilai cukup untuk meraih EBITDA Disesuaikan (Adjusted EBITDA) positif pada akhir 2023 serta mencapai kemandirian secara permodalan.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Mitra layanan ojek daring Gojek menunjukkan logo merger perusahaan Gojek dan Tokopedia yang beredar di media sosial di shelter penumpang Stasiun Kereta Api Sudirman, Jakarta, Jumat (28/5/2021). PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatatkan simpanan tunai atau kas setara Rp 29 triliun, yang dinilai cukup untuk meraih EBITDA Disesuaikan (Adjusted EBITDA) positif pada akhir 2023 serta mencapai kemandirian secara permodalan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatatkan simpanan tunai atau kas setara Rp 29 triliun, yang dinilai cukup untuk meraih EBITDA Disesuaikan (Adjusted EBITDA) positif pada akhir 2023 serta mencapai kemandirian secara permodalan.

Research Analyst MNC Sekuritas Andrew Sebastian Susilo dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (21/3/2023), menyampaikan, perkembangan kondisi perekonomian global saat ini berdampak pada meningkatnya perhatian terhadap kondisi operasional perusahaan, terutama terhadap di sektor teknologi.

Baca Juga

Akhir-akhir ini, kata Andrew, peran likuiditas menjadi semakin penting. Era suku bunga tinggi yang dimulai tahun lalu telah meningkatkan risiko likuiditas bagi korporasi. "Terutama bagi korporasi yang sangat bergantung pada pendanaan dari investor," ujar Andrew.

Lanjut Andre, perseroan juga memiliki fasilitas kredit sebesar Rp 4,65 triliun, yang mana sebesar Rp 1,5 triliun dari total fasilitas kredit tersebut telah digunakan. Sejauh mana GOTO mampu mendanai operasional hingga mampu meraih keuntungan ketika likuiditas di pasar mengering menjadi salah satu kunci fundamental dan daya tarik bagi investor.

Dia melanjutkan, GOTO telah mengimplementasikan penghematan, baik yang terkait maupun tidak terkait dengan biaya personil sebesar lebih dari Rp 1,1 triliun atau setara dengan penghematan 14 persen hingga kuartal III 2022. "Cash burn (bakar uang) bulanannya juga turun dari Rp 1,6 triliun di kuartal pertama 2022 menjadi Rp 1,3 triliun di kuartal ketiga 2022," ujar Andrew.

Adapun, EBITDA disesuaikan GOTO meningkat dari minus 4,6 persen terhadap GTV pada kuartal IV 2021 menjadi minus 2,3 persen dari GTV pada kuartal III 2022.

Andrew melanjutkan GOTO memiliki kelebihan potensi tambahan likuiditas dibandingkan dengan kompetitor. Sebab GOTO menjadi satu-satunya yang belum memanfaatkan potensi pendanaan melalui aksi korporasi berupa penerbitan efek di pasar modal.

"Sea adalah salah satu yang paling aktif dalam melakukan putaran pendanaan pasca IPO. Sejak 2017 sampai 2021, Sea mendapatkan tambahan likuiditas hingga 16 miliar dolar AS dan inilah yang membuat Sea Group memiliki kantong paling tebal," kata Andrew.

Sementara itu, Direktur Keuangan Grup GOTO Jacky Lo menyampaikan perseroan berada pada jalur yang tepat untuk mencapai EBITDA disesuaikan yang positif pada kuartal akhir 2023. Dia menegaskan, GOTO memiliki arus kas operasional yang positif didorong oleh perkiraan pengurangan cash burn tahunan sebesar antara 60 persen hingg 65 persen pada 2023.

"EBITDA disesuaikan secara grup pada kuartal IV 2022 adalah sebesar minus Rp 3,1 triliun atau minus 1,9 persen year on year (yoy) dari GTV. Membaik sebesar 52 persen dibandingkan tahun sebelumnya," ujar Jacky.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement