Rabu 22 Mar 2023 13:55 WIB

Surat Pelaku Mutilasi: Kita Bisa Ketemu Lagi di Penjara atau Akhirat

Pelaku berubah pikiran untuk melanjutkan aksi mutilasinya.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Teguh Firmansyah
Surat yang ditulis pelaku HP  usai melakukan mutilasi korban di sebuah penginapan di Kaliurang, Sleman.
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Surat yang ditulis pelaku HP usai melakukan mutilasi korban di sebuah penginapan di Kaliurang, Sleman.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sebuah surat ditemukan  di kamar kos HP (23 tahun), pelaku mutilasi di sebuah penginapan di Kaliurang, Sleman. Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda DIY, Kombes Nuredy Irwansyah Putra, mengatakan surat tersebut dibuat usai pelaku memutilasi korban.

"Pelaku kembali lagi ke kamar kosnya di wilayah Ngemplak mandi kemudian menuliskan surat tersebut," kata Nuredy kepada wartawan dalam konferensi pers, Rabu (22/3/2023).

 

Nuredy mengatakan surat tersebut dibuat karena pelaku ingin melarikan diri. Sesampainya di kosan, pelaku berubah pikiran untuk kembali memutliasi korban sehingga pelaku memutuskan untuk menulis surat tersebut.

 

"Yang bersangkutan berubah pikiran sehingga tidak kembali ke lokasi untuk menyelesaikan pekerjaan tapi melarikan diri karena khawatir tertangkap karena pada saat yang bersangkutan keluar dari mess dengan menggunakan pakaian yang ada bercak darahnya, jadi sudah takut ketahuan," ujarnya.

 

Pelaku kini telah diamankan oleh aparat kepolisian. 

 

Berikut isi surat yang ditulis pelaku:

 

Siapapun yang baca pesan ini tolong maafkan aku yang sering buat kalian jengkel. Saya pergi dari sini kita bisa ketemu lagi di penjara atau di akhirat. 

 

Maaf untuk uang biar Allah yang memutuskan. Jika ada waktu dan jalan keluar akan saya lunasi dengan cara saya sendiri. 

 

Kenapa aku melakukan ini karena sering berada di bawah tekanan akibat gengsi. Dan maaf untuk semua kebohonganku. 

 

Aku hanya punya waktu -+ 24 jam dengan waktu segitu aku akan memutuskan untuk menyerahkan ke polisi atau lari sebisa mungkin atau lari dari kehidupan ini.

 

Salam buat keluargaku di rumah dan tolong sampaikan aku telah gagal mendengarkan nasihat kedua orang tuaku. Masih ada Wiwit (adikku) yang bisa kalian nasihati jangan sampai seperti saya. Aku sayang kalian.

 

Semoga kita bisa bertemu kembali

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement