REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin mengatakan militer AS harus siap berkonfrontasi dengan Cina. Ia mendorong Kongres menyetujui anggaran Departemen Pertahanan sebesar 842 miliar dolar AS yang akan memodernisasi angkatan bersenjata di Asia dan seluruh dunia.
"Ini anggaran yang digerakan strategi dan hanya didorong oleh keseriusan persaingan strategis kami dengan Republik Rakyat Cina," kata Austin dalam sidang dengar pendapat di subkomite pertahanan House of Representative AS, Kamis (23/3/2023).
Austin menekankan pentingnya meningkatkan teknologi baru seperti hipersonik. Austin mengatakan anggaran yang diusulkan menaikan 9 miliar dolar atau 40 persen dari anggaran tahun lalu untuk membangun kemampuan militer dan membela sekutu di Pasifik.
Sidang dengar ini digelar saat Presiden Cina Xi Jinping berkunjung ke Moskow. Kunjungan tersebut menambah kekhawatiran Cina akan meningkatkan dukungannya pada perang Presiden Rusia Vladimir Putin di Ukraina dan semakin mengancam Barat.
"(Tindakan Cina) bergerak menuju konfrontasi dan berpotensi konflik dengan negara-negara tetangganya dan mungkin Amerika Serikat," kata kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS Jenderal Mark Milley.
"(Mencegah dan mempersiapkan perang) sangat amat mahal, tapi tidak semahal perang itu sendiri, dan anggaran ini mencegah perang dan mempersiapkan kami untuk bertempur bila diperlukan," katanya.
Anggota House dari Partai Republik Hal Rogers menekan pemimpin-pemimpin Departemen Pertahanan mengenai pertemuan Xi dengan Putin dan dampaknya pada persaingan AS dengan Cina. "AS saat ini dalam momen yang sangat krusial," katanya.
Austin mengatakan semakin dekatnya hubungan dua kekuatan nuklir yakni Cina dan Rusia dan berkunjungnya Xi ke Moskow selama perang di Ukraina "sangat mengganggu."
Ia menambahkan AS belum melihat Cina mengirimkan senjata ke Rusia. Tapi jika Beijing melakukannya maka "akan memperpanjang konflik dan jelas memperluas potensi konflik tidak hanya di kawasan tapi di seluruh dunia."
Milley yang akan pensiun pada tahun ini mengatakan Departemen Pertahanan harus telah memodernisasi pasukannya untuk memastikan pasukan siap untuk bertempur bila diperlukan. "Adalah kewajiban kami untuk memastikan kami tetap nomor 1 di setiap saat untuk menahan Cina," katanya.
Ia menambahkan perang dua dekade di Irak dan Afghanistan telah mengikis peralatan dan kesiapan pasukan militer AS. Sehingga, lanjutnya, AS harus mengganti sistem persenjataannya dan memberi waktu pada pasukan untuk diatur ulang.
"Tingkat kesiapan kami saat ini lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," kata Milley.
Ia mengatakan lebih dari 60 persen pasukan aktif saat ini berada di tingkat kesiagaan tertinggi dan dapat dikerahkan dalam pertempuran dalam waktu kurang 30 hari. Sementara 10 persen diantaranya dapat dikerahkan dalam waktu 96 jam.
Milley memperingatkan kesiagaan itu dapat hilang bila Kongres tidak bisa meloloskan anggaran tepat waktu karena akan mempengaruhi langsung pelatihan.
Anggota panel yang lain termasuk anggota House dari Partai Republik Mario Diaz-Balart juga menegaskan meski AS masih mendukung Ukraina tapi "hari-hari cek kosong sudah berakhir." Kongres AS mempertanyakan tujuan akhir pemerintah AS di Ukraina.
Milley mengatakan tujuannya untuk memastikan Ukraina tetap menjadi negara yang bebas dan merdeka sesuai dengan wilayah yang ditetapkan. Selain itu untuk menjaga keamanan global dan ketertiban dunia yang sudah bertahan sejak Perang Dunia II.
"Bila itu tidak ada, pada titik itu kami akan melipatgandakan anggaran pertahanan kami, karena tidak hanya memulai era persaingan kekuatan besar, akan memulai konflik kekuatan besar dan akan sangat berbahaya bagi seluruh dunia," kata Milley.