Ahad 02 Apr 2023 18:29 WIB

Soal Sindiran Presiden ke Penolak Peserta Piala Dunia U-20, Semua Pihak Diminta Belajar

Pemerintah daerah seharusnya bisa memegang komitmen.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pemain Timnas U-20 mengikuti sesi latihan terakhir di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (1/4/2023). Pelatih Timnas Indonesia U-20 Shin Tae-yong resmi membubarkan Timnas U-20 setelah skuad berjuluk Garuda Nusantara itu batal bermain pada Piala Dunia U-20 dengan status sebagai tuan rumah.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Pemain Timnas U-20 mengikuti sesi latihan terakhir di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (1/4/2023). Pelatih Timnas Indonesia U-20 Shin Tae-yong resmi membubarkan Timnas U-20 setelah skuad berjuluk Garuda Nusantara itu batal bermain pada Piala Dunia U-20 dengan status sebagai tuan rumah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sepak bola Indonesia Kesit Budi Handoyo meminta pemerintah daerah mengambil pelajaran dari kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Penolakan kehadiran Timnas Israel oleh Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, kata dia, telah melanggar komitmen yang ditandatangani dalam Government Guarentee oleh Indonesia. 

Kesit mengatakan, pemerintah daerah seharusnya bisa memegang komitmen yang telah disepakati bersama saat Indonesia mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Ia berharap ke depan tidak ada lagi kejadian seperti ini, karena Indonesia masih mempunyai ambisi untuk menggelar event-event internasional lainnya. 

Baca Juga

"(Harus) memegang teguh komitmen ketika Pemda sudah sepakat dengan pemerintah pusat dalam mendukung kegiatan-kegiatan yang mengatasnamakan bangsa dan negara," kata Kesit saat dihubungi republika.co.id, Ahad (2/4/2023). "Tidak boleh lagi berjalan sendiri-sendiri," ujarnya menambahkan. 

Setelah Indonesia dipastikan gagal menjadi tuan rumah dan menyebabkan kesedihan bagi banyak pihak, belum ada pernyataan maaf dari pihak terkait karena telah menjadi penyebab batalnya Indonesia menjadi tuan rumah event terbesar kedua dalam sepak bola dunia tersebut. Namun, Kesit berharap permintaan maaf itu keluar atas kesadaran pribadi.

"Kalau soal minta maaf kita kembalikan lagi kepada hati nurani mereka masing-masing saja. Kalau dipaksa-paksa nanti malah tidak tulus minta maafnya," kata Kesit.

Di samping itu, pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong telah resmi membubarkan Timnas Indonesia U-20 untuk kembali ke klub masing-masing. Kesit turut memberikan semangat kepada para pemain muda agar terus mengejar mimpi mereka. Ia meminta agar Hokky Caraka dkk tetap optimis dan berjuang lebih keras lagi untuk bisa tampil di event-event internasional lainnya. 

"Tentunya mereka harus kembali berlatih bersama klubnya sekaligus membela klubnya di pertandingan-pertandingan kompetisi yang masih tersisa," kata dia. "Usia mereka masih muda, masih banyak event internasional yang bisa mereka ikuti bersama tim nasional. Mereka hanya tinggal menjaga kebugaran dan performanya agar saat tim nasional membutuhkan mereka tetap siap," ujarnya. 

Presiden Joko Widodo menyampaikan keluh kesahnya terkait Indonesia yang gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 2023. Jokowi mengaku dibuat pusing mengurusi persoalan bola agar Indonesia tetap menjadi tuan rumah. Meskipun, Indonesia akhirnya dicoret oleh FIFA sebagai penyelenggara.

"Tapi yang urusan bola ini memang, pusing saya dua minggu ini gara-gara bola, pusing betul," ujar Jokowi saat hadir di acara silaturahmi Ramadhan di Kantor DPP PAN Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Ahad (2/4/2023).

Jokowi menyampaikan berbagai upaya Pemerintah agar Indonesia tetap menjadi tuan rumah. Dia juga menjelaskan kilas balik Indonesia yng harus melalui proses panjang untuk mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia U20. Sebab, Indonesia harus bersaing dengan puluhan negara lain yang mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia.

"Karena apapun itu sudah...sulitnya, sangat sulit sekali untuk bisa menjadi tuan rumah, itu yang mengajukan bukan satu dua tiga, puluhan negara mengajukan dan kita juga ikut mengajukan, lobi sana lobi sini menyampaikan kesiapan infrastruktur dan fasilitas-fasilitas kita," ujar Jokowi.

Kepala negara melanjutkan, hingga akhirnya dari tiga negara Indonesia masuk diantaranya yang menjadi tuan rumah. Kemudian Indonesia mempersiapkan segala sesuatunya selama tiga tahun terakhir

"Lapangannya dicek, perbaiki, dicek lagi, diperbaiki di cek lagi, tidak semudah itu, dan saat ini menandatangani Government Guarantee dan Hostly di situ sudah tercantum semuanya apa apa yang harus kita komitmen kan dan kita tanda tangan," ujarnya.

Selain itu, kata Mantan Gubernur DKI Jakarta itu, seluruh provinsi maupun kota yang ditunjuk sebagai penyelenggara tuan rumah Piala Dunia telah meneken komitmen.

"Provinsi maupun kota yang ditunjuk itu juga ada tanda tangan city house, komitmen ada semuanya tanda tangan tanda tangan," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement