Senin 03 Apr 2023 06:08 WIB

Lagi, OPEC Plus Kurangi Produksi Minyak, Totalnya Setara 3,7 Persen Permintaan Global

Pengurangan produksi minyak dimulai pada Mei, dapat memicu kenaikan harga.

Petugas melakukan pemeriksaaan area kilang yang memproduksi Green Diesel (D100) dan Green Avtur di Kilang PT Kilang Pertamina Internasional RU IV Cilacap, Jateng, Kamis (27/10/2022). Arab Saudi dan produsen minyak OPEC plus lainnya pada Ahad (2/4/2023) mengumumkan pengurangan produksi minyak lebih lanjut sekitar 1,16 juta barel per hari. Green Refinery mengolah sumber daya energi baru terbarukan berbahan dasar minyak kelapa sawit, menjadi Green Diesel dan Green Avtur yang telah meraih Sertifikat International Sustainability and Carbon Certification (ISCC), dengan kapasitas produksi mencapai 3000 barrel per hari.
Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
Petugas melakukan pemeriksaaan area kilang yang memproduksi Green Diesel (D100) dan Green Avtur di Kilang PT Kilang Pertamina Internasional RU IV Cilacap, Jateng, Kamis (27/10/2022). Arab Saudi dan produsen minyak OPEC plus lainnya pada Ahad (2/4/2023) mengumumkan pengurangan produksi minyak lebih lanjut sekitar 1,16 juta barel per hari. Green Refinery mengolah sumber daya energi baru terbarukan berbahan dasar minyak kelapa sawit, menjadi Green Diesel dan Green Avtur yang telah meraih Sertifikat International Sustainability and Carbon Certification (ISCC), dengan kapasitas produksi mencapai 3000 barrel per hari.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Arab Saudi dan produsen minyak OPEC plus lainnya pada Ahad (2/4/2023) mengumumkan pengurangan produksi minyak lebih lanjut sekitar 1,16 juta barel per hari. Ini merupakan sebah langkah mengejutkan yang menurut para analis akan menyebabkan kenaikan harga.

Keputusan tersebut membuat total volume pemotongan oleh OPEC+, yang mengelompokkan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dengan Rusia dan sekutu lainnya, menjadi 3,66 juta barel per hari menurut perhitungan Reuters. Jumlah ini setara dengan 3,7 persen dari permintaan global.

Baca Juga

Perkembangan ini datang sehari sebelum pertemuan virtual panel menteri OPEC+, yang mencakup Arab Saudi dan Rusia, dan yang diperkirakan akan mempertahankan pemotongan 2 juta barel per hari yang sudah ada hingga akhir 2023. Harga minyak bulan lalu jatuh ke 70 dolar AS per barel, terendah dalam 15 bulan, di tengah kekhawatiran bahwa krisis perbankan global akan memukul permintaan. Namun, tindakan lebih lanjut oleh OPEC+ untuk mendukung pasar tidak diharapkan setelah sumber meremehkan prospek ini dan minyak mentah pulih menuju 80 dolar AS.

Pengurangan terbaru dapat mengangkat harga minyak sebesar 10 dolar AS per barel, kata kepala perusahaan investasi Pickering Energy Partners. Sementara pialang minyak PVM mengatakan pihaknya mengharapkan lonjakan segera setelah perdagangan dimulai setelah akhir pekan.

"Saya memperkirakan pasar akan membuka beberapa dolar lebih tinggi, mungkin sebanyak 3 dolar AS," kata Tamas Varga dari PVM. 

Produsen utama OPEC Arab Saudi mengatakan akan memangkas produksi sebesar 500 ribu barel per hari. Kementerian energi Saudi mengatakan pengurangan sukarela kerajaan adalah tindakan pencegahan yang bertujuan mendukung stabilitas pasar minyak.

"OPEC mengambil langkah pre-emptive jika ada kemungkinan penurunan permintaan," kata Amrita Sen, pendiri dan direktur Energy Aspects.

Oktober lalu, OPEC+ telah menyetujui pengurangan produksi 2 juta barel per hari dari November hingga akhir tahun, sebuah langkah yang membuat marah Washington karena pasokan yang lebih ketat mendorong harga minyak.

Pemotongan ini dimulai dari Mei dan berlangsung hingga akhir tahun. Irak akan mengurangi produksinya sebesar 211 ribu barel per hari (bpd), menurut pernyataan resmi.

Uni Emirat Arab (UEA) mengatakan akan memangkas produksi sebesar 144 ribu bpd dan Kuwait mengumumkan pemotongan 128 ribu bpd. Sementara Oman mengumumkan pemotongan 40 ribu bpd.

Aljazair mengatakan akan memangkas produksinya sebesar 48 ribu bpd. Kazakhstan juga akan memangkas produksi sebesar 78.000 bpd.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak juga mengatakan pada hari Ahad bahwa Moskow akan memperpanjang pemotongan sebesar 500 ribu barel per hari hingga akhir tahun 2023. Moskow mengumumkan pemotongan tersebut secara sepihak pada bulan Februari setelah pengenalan batas harga Barat.

Sumber OPEC+ mengatakan Gabon akan melakukan pemotongan sukarela sebesar 8.000 barel per hari dan tidak semua anggota OPEC+ bergabung dengan langkah tersebut karena beberapa sudah memompa jauh di bawah tingkat yang disepakati karena kurangnya kapasitas produksi.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement