REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Finlandia akan bergabung dengan aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Selasa (4/4/2023). Peresmian ini beberapa hari setelah Turki meratifikasi keanggotaan negara Nordik itu dan menetapkannya di menjadi anggota ke-31 aliansi militer terbesar di dunia itu.
Bagaimana langkah selanjutnya?
Hanya terdapat beberapa langkah teknis prosedural yang tersisa sebelum Finlandia dapat bergabung dengan barisan NATO. Turki akan menyerahkan surat penerimaannya untuk aksesi Finlandia ke Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken di markas NATO di Brussels pada Selasa. AS adalah penyimpan atau penjaga keamanan organisasi NATO di bawah perjanjian pendirian aliansi pada 1949.
Kemudian Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg akan mengundang Finlandia untuk memberikan dokumen penerimaannya yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Pekka Haavisto kepada Blinken. Presiden Finlandia Sauli Niinisto memberi wewenang kepada Haavisto untuk menandatangani dokumen tersebut.
Setelah dokumen penerimaan keanggotaan Finlandia diserahkan, negara tersebut akan secara resmi menjadi anggota NATO. Upacara pengibaran bendera akan diadakan pada pukul 13.30 waktu setempat di Brussel pada Selasa.
Finlandia dan negara tetangga Swedia bersama-sama mengajukan keanggotaan NATO pada Mei 2022. Negara-negara yang memiliki ikatan budaya, ekonomi, dan politik yang erat, berencana untuk memasuki aliansi secara bersamaan.
Tawaran Swedia harus terhenti sementara karena tentangan dari Turki. Pemerintah Turki menuduh Swedia terlalu lunak terhadap kelompok yang dianggap sebagai organisasi teror.
Parlemen Hongaria juga belum meratifikasi aksesi Swedia ke NATO dan masih belum jelas kapan akan melakukannya. Stoltenberg mengatakan pada Senin (3/4/2023), bahwa dia berharap Swedia akan bergabung dalam beberapa bulan mendatang, sebelum Presiden AS Joe Biden dan rekan-rekan NATO bertemu di Lituania pada Juli.