REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyatakan telah mengetahui risiko yang dia hadapi karena sikap dan pernyataannya menolak Israel bermain di Piala Dunia U-20. Serangan bertubi-tubi di akun-akun media sosialnya dia baca sebisanya, dia respons, dan tidak satu pun dia hapus.
Ganjar menceritakan hal ini dalam wawancara khusus bertajuk ‘Eksklusif: Ganjar Pranowo dan Piala Dunia’ dalam program Mata Najwa yang ditayangkan di YouTube, Selasa (4/4/2023).
“Sudah saya hitung dari awal, Mbak. Dengan keputusan ini, pasti akan dilakukan sebuah gerakan. Siapa pun akan bisa menumpang pada gelombang ini, dan saya biarkan. Saya tidak pernah men-delete, saya biarkan kawan-kawan mengekspresikan semuanya,” kata Ganjar.
Menurut Ganjar sendiri, ada tiga ratus ribuan respon warganet yang masuk ke akun sosmednya, dengan beragam motif dan tujuan. Ganjar mengaku siap, hanya menyayangkan bila telah menyerang keluarga.
“Silakan protes keras saya, silakan kritik Ganjar, silakan hanjar Ganjar, silakan. Tapi jangan hajar anak dan istri saya, itu yang saya tidak terima. Saya tahu kok Mbak, ini konsekuensinya pasti akan terjadi seperti itu,” lanjut Ganjar.
Ganjar sendiri mengaku sedih Piala Dunia U-20 batal terselenggara di Indonesia. Karena, Jawa Tengah juga sudah bersiap dengan kota Solo sebagai tuan rumah. Karena itu, Ganjar mengaku memiliki perasaan yang sama dengan para pemain dan pecinta sepak bola Tanah Air.
“Jadi kalau mereka dari kelompok pendukung U-20, saya terima dengan ikhlas lillahi ta’ala. Dari kelompok sepak bola saya terima ikhlas lillahi ta’ala. Tapi dari orang-orang punya kepentingan lain, ya saya senyum-senyum saja,” kata dia.
Ganjar lantas mengemukakan ada teman-temannya yang menyayangkan langkah Ganjar bersikap keras menolak Israel, dan memintanya untuk diam.
“Lebih baik diam saja seperti yang lain. Oo, nggak!... Saya nggak bisa menyenangkan semua orang. Sebagai gubernur pun saya nggak bisa menyenangkan semua orang. Kalau mau menyenangkan semua orang, jualan es krim saja,” kata Ganjar dengan mimik tegas.
Di bagian awal wawancara, Ganjar menjelaskan bahwa sikap dan pernyataannya menolak Israel bermain di Indonesia merupakan keteguhan memegang garis ideologis menentang penjajahan terhadap Palestina.
Sebagai kepala daerah, Ganjar mengaku akan melanggar hukum bila membiarkan Israel datang bermain dan mengibarkan benderanya di Indonesia.
Polemik ucapan Ganjar terkait penolakan kepada timnas Israel memang berbuntut panjang. Sejumlah pihak kaget karena Ganjar dianggap mengabaikan komitmen yang telah ditandatangani oleh kepala daerah tuan rumah Piala Dunia U-20. Namun, terungkap bahwa Ganjar bukan salah satu dari enam kepala daerah yang menandatangani komitmen tersebut.
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka pun menyampaikan permohonan maaf saat bertemu Ganjar Pranowo, setelah keduanya sempat berbeda pendapat terkait Piala Dunia U-20.
"Yang jelas saya pertama minta maaf ke beliau karena beda pendapat," kata Gibran di Solo, Selasa.
Ia mengatakan, permohonan maaf tersebut disampaikan saat Gibran mengunjungi Ganjar di rumah dinas Gubernur Jawa Tengah Puri Gedeh Semarang.
Menurut dia, perbedaan pendapat merupakan hal yang biasa. Bahkan, dikatakannya, Ganjar juga memberikan respon yang baik dan mendukung program-program yang akan dilakukan oleh Gibran, demikian dilansir dari Antara.