REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menegaskan, sikap partainya yang menolak kehadiran tim nasional Israel pada Piala Dunia U20 didasari oleh kesadaran dan pemahaman mereka terhadap pemikiran Bung Karno serta kajian-kajian ilmiah. Pernyataan Hasto ini dalam konteks menanggapi pernyataan pegiat sosial Ade Armando.
"Jadi, daripada mengkritik PDI Perjuangan, sebaiknya Saudara Ade Armando kritik Anies Baswedan, kenapa urusan sepenting ini diam saja," ujar Hasto lewat keterangannya, Kamis (6/4).
Dia membantah, pendapat Ade Armando yang menilai sikap para kader PDIP menolak kehadiran tim nasional Israel bersifat klenik dengan menyebut sebagai wangsit Bung Karno. Tegasnya, ada enam alasan penolakan PDIP terhadap tim nasional Israel.
Enam alasan itu meliputi pertimbangan ideologi, konstitusi, sejarah, hukum internasional, kemanusiaan yang bersifat universal, dan kekuasaan sayap kanan Israel.
PDIP sendiri telah berdiskusi dengan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto dan beberapa pakar hubungan internasional. Diskusi itu untuk mempertimbangkan sikap mereka atas kehadiran Israel.
"Lalu dilakukan lobi sebanyak tiga putaran pada tahun 2022 hingga 2023. Jadi, tidak ada klenik. Saya menilai sikap Bung Ade yang biasanya mengajak berpikir rasional, kok justru terkesan tidak rasional?" ujar Hasto.
Diskusi juga menyimpulkan bahwa pemerintah Indonesia ketika memutuskan mengikuti bidding atau tawar-menawar sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 sama sekali tidak menduga bahwa Israel bisa lolos dan ikut. Selanjutnya, pada 23 Agustus 2022, Hasto bertemu dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk menjelaskan berbagai risiko politik jika Timnas Israel hadir di Indonesia.
"Sikap kami ini sekaligus menegaskan bahwa dukungan terhadap Palestina bukan karena agama. Atas dasar itu, kami usulkan kepada Menlu untuk melobi Singapura agar khusus pertandingan Israel diselenggarakan di Singapura dan Indonesia tetap menjadi tuan rumah," ujar Hasto.