Selasa 15 Aug 2023 16:32 WIB

PDIP Sebut Polisi Udara karena Jakarta Lama tidak Diurus

Hasto memuji Pj Gubernur Heru yang dinilainya memiliki solusi atas polusi Jakarta.

Rep: Febryan A/ Red: Indira Rezkisari
Kondisi polusi di langit Jakarta terlihat dari Gedung Perpustaakan Nasional, Jakarta, Senin (14/8/2023). Pemerintah menilai kondisi polusi udara di Jakarta sudah berada diangka 156 dengan keterangan tidak sehat. Hal tersebut diakibatkan emisi transportasi, aktivitas industri di Jabodetabek serta ondisi kemarau panjang sejak tiga bulan terakhir. Presiden Joko Widodo merespon kondisi tersebut dengan menginstruksikan kepada sejumlah menteri dan Gubernur untuk segera menangani kondisi polusi udara dengan memberlakukan kebijakan WFH untuk mengatasi emisi transportasi, mengurangi kendaraan berbasi fosil dan beralih menggunakan transportasi massal, memperbanyak ruang terbuka hijau, serta melakukan rekayasa cuaca.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kondisi polusi di langit Jakarta terlihat dari Gedung Perpustaakan Nasional, Jakarta, Senin (14/8/2023). Pemerintah menilai kondisi polusi udara di Jakarta sudah berada diangka 156 dengan keterangan tidak sehat. Hal tersebut diakibatkan emisi transportasi, aktivitas industri di Jabodetabek serta ondisi kemarau panjang sejak tiga bulan terakhir. Presiden Joko Widodo merespon kondisi tersebut dengan menginstruksikan kepada sejumlah menteri dan Gubernur untuk segera menangani kondisi polusi udara dengan memberlakukan kebijakan WFH untuk mengatasi emisi transportasi, mengurangi kendaraan berbasi fosil dan beralih menggunakan transportasi massal, memperbanyak ruang terbuka hijau, serta melakukan rekayasa cuaca.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut, buruknya kualitas udara di Jakarta terjadi karena provinsi tersebut sudah lama tidak diurus. Hasto menyampaikan hal itu dalam acara pencatatan rekor MURI atas kegiatan pengobatan gratis bagi masyarakat Kabupaten Bogor yang diprakarsai kader PDIP Adian Napitupulu di Lapangan Teluk Pinang, Desa Teluk Pinang, Kecamatan Ciawi, Selasa (15/8/2023).

Sedari awal datang hingga sesaat jelang menyampaikan sambutan, Hasto tampak mengenakan masker berwarna putih. "Mohon maaf di Jakarta udaranya penuh debu, karena kalau kita lihat pencemarannya luar biasa, sehingga ini (saya) agak flu. Maka saya menggunakan masker," kata Hasto dalam sambutannya usai membuka masker.

Baca Juga

Hasto mengaku bersedia membuka masker karena udara Ciawi bersih. Setelah itu, Hasto kembali menyinggung soal polusi udara Jakarta sembari menyindir Anies Baswedan, sosok yang kini menjadi jadi bakal calon presiden (capres) melawan kandidat PDIP. "Maklum Jakarta lama nggak diurus ibu kotanya," ujarnya.

Hasto lantas memuji pengganti Anies, yakni Penjabat (Pj) Gubernur Heru Budi Hartono yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Sekretariat Kepresidenan. Heru belakangan diketahui mempromosikan kendaraan listrik sebagai solusi atas masalah polusi udara Jakarta, sebuah narasi yang sejalan dengan keinginan Istana Kepresidenan.

"Untung sekarang ada Pak Heru yang merupakan Pj Gubernur, sebagai sosok yang bekerja keras dan melanjutkan suatu ide, mimpi, imajinasi, dari Pak Jokowi tentang ibu kota negara yang seharusnya bebas dari polusi," kata Hasto.

Buruknya kualitas udara Jakarta terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Presiden Jokowi sampai mengumpulkan semua anak buahnya di Istana pada Senin (14/8/2023) untuk mencari solusi atas persoalan yang terus berulang itu.

Pj Gubernur Heru Budi menyebut, kontribusi kendaraan bermotor berbahan bakar fosil terhadap polusi udara itu lebih dari 50 persen. “Terlebih, masyarakat sudah mulai kembali beraktivitas normal setelah pandemi Covid-19, akhirnya membuat polusi di Jakarta meningkat,” kata Budi dalam pernyataan tertulisnya, Ahad (13/8/2023).

Untuk itu, Budi mengajak masyarakat beralih menggunakan kendaraan listrik. Kalau penggunaannya menjadi masif, Budi mengatakan, diharapkan dapat menurunkan polusi yang terjadi di kota-kota besar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement