Senin 10 Apr 2023 15:13 WIB

Masjid Jogokariyan Mulai Didatangi Peserta Iktikaf

Tahun lalu peserta iktikaf yang datang ada yang dari luar pulau Jawa dan luar negeri.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Karta Raharja Ucu
Umat Islam yang ingin melakukan itikaf di Masjid Jogokariyan Yogyakarta mulai berdatangan, Senin (10/4/2023).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Umat Islam yang ingin melakukan itikaf di Masjid Jogokariyan Yogyakarta mulai berdatangan, Senin (10/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Masjid Jogokariyan akan menggelar iktikaf setelah peserta iktikaf sudah mulai berdatangan ke masjid yang berlokasi di Mantrijeron, Kota Yogyakarta, DIY, Senin (10/4/2023).

"Peserta mulai masuk hari ini, mulai pagi sampai sore," kata Ketua Dewan Syuro Takmir Masjid Jogokariyan, Ustadz Muhammad Jazir kepada Republika, Senin (10/4/2023).

Meski begitu, menurut Ustadz Jazir, kemungkinan masih ada peserta iktikaf yang akan masih akan datang di hari ke-21 atau ke-22 Ramadhan. "Hari ini kan sudah malam ke-20, jadi sudah masuk di masjid hari ini. Malam nanti sudah mulai, dan mungkin belum semuanya datang, ada yang hari ke-21 atau hari ke-22, yang mungkin belum bisa mengambil cuti kerja (hari ini)," ujar Jazir.

Ustadz Jazir menerangkan, peserta iktikaf di Masjid Jogokariyan dari luar dibatasi hanya 350 orang. Namun, peserta dari wilayah sekitar masjid tidak dibatasi karena sebagian besar melakukan iktikaf secara mandiri.

Alasan mengapa ada pembatasan mengingat kapasitas masjid yang tidak bisa menampung seluruh peserta. Apalagi, menurut Ustadz Jazir, setiap Ramadhan peserta iktikaf di Masjid Jogokariyan lebih dari 1.000 orang.

Karena peserta iktikaf menginap di masjid dan butuh ruang yang lebih, pengurus masjid membatasi peserta terutama yang dari luar daerah dan luar negeri. "Kalau yang dari luar itu kan kita batasi sekitar 350 (orang), tapi kalau warga kita kan bebas. Biasanya full itu sampai ke jalan-jalan itu, biasanya mereka malam hari itu sampai ya tidurnya tidak hanya di halaman masjid, tapi sampai ke jalan karena enggak muat, apalagi kalau di malam-malam ganjil," ujar Jazir.

Peserta dari luar yang melakukan iktikaf di Masjid Jogokariyan berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. Bahkan, ada yang dari luar negeri, seperti tahun lalu yang berasal dari Kuwait, Australia, hingga dari Jerman.

"Peserta tidak hanya dari luar Jawa, tapi juga ada dari luar negeri biasanya seperti tahun lalu. Tapi saya belum mengecek ke pesertanya yang tahun ini, kalau tahun-tahun yang lalu ada yang dari Kuwait, Australia, ada yang dari Jerman," katanya menjelaskan.

Pesertanya juga tidak hanya dari kalangan lanjut usia, namun juga dari generasi muda. Untuk kapasitas masjid, lanjut Jazir, bisa menampung sampai 1.500 orang untuk melakukan iktikaf.

"Ibu-ibu dan bapak-bapak pensiunan kira-kira 30 persen, yang 70 persen anak-anak muda ini, eksekutif muda. Kalau mahasiswa biasanya mereka yang pengusaha-pengusaha muda, atau juga karyawan-karyawan," ucap Jazir.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement