REPUBLIKA.CO.ID, BANGKALAN -- Program OPOP (One Pesantren One Product) yang dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim guna meningkatkan perekonomian di kalangan santri pondok pesantren kini menyasar sebanyak 800 orang santri di wilayah itu.
"Ke 800 orang santri yang menjadi sasaran program ini, tersebar di 38 lembaga pondok pesantren yang ada di Kabupaten Bangkalan ini," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Bangkalan Moh Taufan Zairinsjah di Bangkalan, Jawa Timur, Ahad (11/4/2023).
Ia menjelaskan, sebenarnya, jumlah total pondok pesantren yang ada di Kabupaten Bangkalan saat ini terdata sebanyak 172 pondok pesantren, tersebar di 18 kecamatan se Kabupaten Bangkalan.
Hanya saja, dari jumlah itu, baru 38 pesantren yang menjadi sasaran program OPOP tersebut, sedangkan sebanyak 134 lainnya belum terdaftar dan belum pernah tersentuh pembinaan.
Sekda menuturkan, Pemprov Jatim menargetkan agar program OPOP itu bisa menyasar sedikitnya 1.000 pesantren.
"Bangkalan kebagian sebanyak 38 pesantren yang menjadi sasaran program ini, sedangkan lainnya menyusul," kata, menjelaskan.
Zairinsjah lebih lanjut menjelaskan, Pemprov Jatim menjadikan pesantren sebagai sasaran pengembangan ekonomi melalui program OPOP itu, karena pesantren bukan hanya sebatas lembaga pendidikan, akan tetapi juga sebagai lembaga dakwah dan pemberdayaan masyarakat.
"Bu gubernur, ingin agar pesantren berdaya dan santrinya melek secara ekonomi, memiliki keterampilan dan keahlian setelah mereka kembali ke masyarakat," katanya, menjelaskan.
Program OPOP Pemprov Jatim ini mulai diluncurkan sejak 2021 dengan jumlah sasaran sebanyak 500 pesantren dan pada 2022 sebanyak 250 pondok pesantren.
"Pada 2023 ini, pesantren yang menjadi sasaran program OPOP sebanyak 250 pondok pesantren, 38 di antaranya adalah pondok pesantren di Kabupaten Bangkalan," kata Sekda Pemkab Bangkalan Moh Taufan Zairinsjah, menjelaskan.