REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (PWM Jatim) bertekad mengembangkan perbankan syariah. Semangat itu lantas direalisasikan dengan mendirikan lembaga keuangan berupa Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
Pendiri Lembaga Ekonomi Umat MUI, Sutrisno Lukito, menegaskan nantinya BPRS yang dibentuk ini akan menjadi cikal bakal Bank Muhammadiyah di masa depan. Maka itu, PWM Jatim harus menjadi perintis dalam aspek jihad ekonomi.
"Tentang bagaimana Muhammadiyah bisa memulai dengan modal sekecil-kecilnya dan menghasilkan sebanyak-banyaknya," ujarnya, pada Rapat Koordinasi Perbankan Muhammadiyah dan Penerapan Sistem ISS PWM Jatim yang dihadiri sejumlah tokoh di Rayz Hotel UMM, Kota Malang.
Oleh karenanya, papar dia, harus ada target yang dibuat dan dituju. Misalnya, dengan modal Rp 400 miliar dalam dua tahun harus menghasilkan Rp 4 triliun.
Ia menilai target itu sangat realistis mengingat jaringan Muhammadiyah yang begitu besar sehingga menjadi modal yang luar biasa. Ia juga menjelaskan bagaimana aplikasi keuangan yang terpusat akan memberikan kemudahan.
Misalnya pembayaran rumah sakit Muhammadiyah bisa dilakukan lewat aplikasi Bank Muhammadiyah. Begitu pula dengan pembiayaan obat, sekolah, dan lain sebagainya.
Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan Masyarakat, UMKM, dan Industri Halal PWM Jatim, Nazaruddin Malik menjelaskan, Muhammadiyah sudah sangat baik dalam memberikan solusi di aspek kesehatan, pendidikan, dan sosial. Maka, saat ini Muhammadiyah harus melebarkan sayapnya untuk pengembangan ekonomi yang mana tujuannya untuk mengatasi persoalan ketimpangan ekonomi di masyarakat.
“Bukan hanya seminar-seminar ekonomi saja, tapi benar-benar bisa memberikan kontribusi dan terobosan untuk menyejahterakan umat,” jelas pria yang juga wakil rektor II UMM.
Sementara itu, Ketua PWM Jatim, Sukadiono mengatakan, PWM Jatim harus bisa menjadi perintis dan percontohan bagi warga Muhammadiyah lainnya. Apalagi jihad ekonomi juga sudah ditegaskan pada Muktamar Muhammadiyah di Makassar beberapa tahun lalu.
Ia melihat saat ini jihad ekonomi yang digalakkan masih belum maksimal. Menurutnya, UMM mungkin sudah mengambil peran dalam implementasi jihad ekonomi dengan unit-unit bisnisnya.
Maka, hal itu harus ditularkan ke perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) dan pimpinan daerah Muhammadiyah (PDM) lainnya. "Agar semakin memberikan manfaat," ujarnya.
Sukadiono juga menegaskan, dalam berjihad ekonomi harus melihat berbagai potensi yang dimiliki masing-masing daerah. Misalnya, di Jombang yang kini sedang mengembangkan peternakan ayam petelur yang bekerja sama dengan BPRS UMM dalam menjalankannya. Hal itu bisa ditiru oleh teman-teman Muhammadiyah lain.
Rektor UMM, Fauzan mengatakan, pihaknya siap mendukung pembentukan BPRS. Hal itu sejalan dan sesuai dengan jihad ekonomi yang sudah digalakkan Muhammadiyah selama ini. Begitu juga menjadi salah satu upaya kontribusi, berbagi, dan terobosan menyejahterakan masyarakat.