Sabtu 15 Apr 2023 20:29 WIB

Mata Merah Jadi Gejala Baru Covid-19 Subvarian Arcturus

Gejala baru Arcturus berupa mata merah diikuti dengan peningkatan kotoran mata.

Mata merah (ilustrasi). Mata merah disebut menjadi gejala baru subvarian Arcturus.
Foto: www.freepik.com
Mata merah (ilustrasi). Mata merah disebut menjadi gejala baru subvarian Arcturus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyebutkan mata merah menjadi salah satu gejala baru yang ditemukan pada pasien Covid-19 yang terkena subvarian XBB.1.16 atau Arcturus.

"Dari data di India, subvarian Arcturus yang masih merupakan turunan Omicron ini disebutkan memiliki gejala baru yang berbeda dari varian lainnya, yaitu mata merah," kata Kepala Seksi Surveilans Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama di Jakarta, Sabtu (15/4/2023).

Baca Juga

Ngabila mengatakan, gejala baru berupa mata merah tersebut diikuti dengan peningkatan kotoran mata (belek), batuk kencang, dan dada yang terasa agak sakit seperti tertarik. Terkait dengan temuan dua pasien Arcturus sebelumnya, ia mengatakan keduanya tidak mengalami mata merah. Namun, sudah ada beberapa pasien Covid-19 dengan perawatan di rumah sakit yang mengalami gejala mata merah.

"Kami masih memproses pemeriksaan (tiap pasien yang menderita gejala tersebut dengan) menggunakan genome sequencing," katanya.

Menanggapi hal ini, Ngabila mengatakan selama tren keperawatan di rumah sakit dan kematian tidak naik, seharusnya situasi pandemi Covid-19, khususnya di Jakarta masih aman dan terkendali. Namun, dia mengimbau setiap pihak agar lebih mewaspadai penularan Arcturus yang sudah masuk ke Indonesia. Sebab situasi di India sebagai salah satu negara yang mengalami peningkatan kasus positif akibat Arcturus menunjukkan varian itu lebih banyak menulari anak-anak.

Menurut dia, hingga saat ini belum ada kenaikan tren signifikan untuk kasus anak di DKI Jakarta, yang disebabkan oleh Arcturus. Untuk mencegah keparahan gejala dan tren keterisian tempat tidur di rumah sakit yang meningkat (BOR), ia meminta setiap orang tua untuk segera melengkapi dosis vaksinasinya di fasilitas kesehatan terdekat.

Ngabila menyebut, untuk usia 12-17 tahun bisa melengkapi dosis vaksinasinya sebanyak dua dosis dengan menggunakan jenis Pfizer. Sementara untuk usia 18 tahun ke atas bisa melakukan vaksinasi dengan empat dosis vaksin menggunakan jenis Pfizer, Indovac, maupun Inavac. "Waspada varian baru Covid-19. Jangan panik tetapi sebaiknya tetap disiplin protokol kesehatan dengan memakai masker untuk mencegah sakit dengan gejala yang berat hingga kematian," kata dia.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement