REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN -- Puluhan ribu warga Iran memperingati Yerusalem Day pada Jumat (14/4/2023) sebagai bentuk dukungan dan solidaritas untuk Palestina. Dalam peringatan tahunan tersebut, beberapa orang meneriakkan "matilah Amerika" dan "matilah Israel".
Para pejabat senior Iran menghadiri peringatan umum tersebut, termasuk Presiden Ebrahim Raisi. Sejak Revolusi Islam Iran pada 1979, aksi unjuk rasa yang juga dikenal sebagai Hari al-Quds biasanya diadakan pada Jumat terakhir setiap bulan suci Ramadhan.
Al-Quds adalah nama Arab untuk kota yang diperebutkan di jantung konflik Israel-Palestina. Israel merebut Yerusalem timur dalam perang Timur Tengah 1967, kemudian mencaploknya. Palestina mengingingkan bagian timur Yerusalem sebagai ibu kota masa depan. Yerusalem adalah rumah dari Masjid Al-Aqsa, tempat suci ketiga dalam Islam. Kompleks tersebut, juga disebut sebagai Temple Mount oleh orang Yahudi. Temple Mount merupakan situs paling suci dalam Yudaisme.
Ketua Parlemen Iran Mohammad Qalibaf mengatakan kepada para demonstran bahwa Israel adalah akar masalah di wilayah Palestina, dan militan Palestina menghalangi rencana Israel. Unjuk rasa tersebut merupakan demonstrasi Hari al-Quds atau Hari Yerusalem pertama setelah Iran diguncang oleh protes anti-pemerintah selama berbulan-bulan.
Pada Jumat pengunjuk rasa melakukan aksinya dari 10 arah yang berbeda ke kampus Universitas Teheran. Unjuk rasa itu diakhiri dengan shalat Jumat berjamaah.
Televisi pemerintah menunjukkan cuplikan aksi unjuk rasa serupa di kota-kota Iran lainnya. Banyak yang membawa bendera Palestina dan panji Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon. Demonstran di beberapa tempat membakar bendera Amerika dan Israel, serta patung Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Seorang pensiunan guru, Reza Masoumi, mengatakan, dia berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa untuk mengingatkan Israel bahwa mereka tidak dapat menekan orang Palestina. "Kami orang Iran mendukung Palestina," ujarnya.
Pengunjuk rasa lainnya yaitu Fatemeh Yasrebi, yang merupakan mahasiswa mengatakan, dia mendukung Palestina sampai Israel menarik diri dari tanah Palestina yang diduduki. Televisi pemerintah dalam beberapa hari terakhir telah menunjukkan rekaman polisi Israel menyerbu jemaah Muslim Palestina di dalam Masjid Al-Aqsa.
Iran tidak mengakui Israel dan mendukung kelompok militan anti-Israel seperti Hamas dan Hizbullah Lebanon. Israel dan Iran memandang satu sama lain sebagai musuh bebuyutan di Timur Tengah.