Kamis 20 Apr 2023 16:05 WIB

Mengapa Ancaman Phising Lebih Besar Jelang Lebaran?

Ancaman siber paling umum tetapi efektif yang sering terjadi adalah phishing.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Natalia Endah Hapsari
Ancaman siber paling umum tetapi efektif yang sering terjadi adalah phishing, yang sebenarnya dapat dicegah dengan kesadaran pengguna.
Foto: Unsplash
Ancaman siber paling umum tetapi efektif yang sering terjadi adalah phishing, yang sebenarnya dapat dicegah dengan kesadaran pengguna.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Suasana Idul Fitri tahun ini akan terasa berbeda seiring pelonggaran kebijakan terkait pembatasan sosial dan kembalinya aktivitas luring di negara ini.

Tradisi mudik ini akan menghidupkan kembali momentum di mana masyarakat mulai aktif mencari sumber rekreasi seperti tempat menarik untuk dikunjungi, tempat menginap murah, dan tiket dengan harga menarik hingga promo diskon dari layanan bank. 

Baca Juga

Seperti biasa, penipu dunia maya alias scammer akan mengabulkan permintaan semacam itu namun dengan cara berbeda. Terinfeksi malware, menjadi korban penipuan daring, atau ancaman dunia maya lainnya sudah cukup merugikan, tetapi akan semakin memburuk ketika memasuki musim liburan.

Ancaman siber paling umum tetapi efektif yang sering terjadi adalah phishing, yang sebenarnya dapat dicegah dengan kesadaran pengguna. Namun tetap saja, jika penjahat dunia maya berhasil membuat tiruan dari situs web nyata yang terlihat sangat mengesankan dan dilengkapi penawaran menggiurkan, banyak orang melupakan langkah sederhana ini dan tidak melihat URL secara seksama atas web yang dibuka.

Misalnya saja, berdasarkan statistik Kaspersky terbaru, total 356.786 phishing terkait keuangan terdeteksi dan diblokir terhadap penggunanya di Indonesia selama paruh pertama tahun 2022. Dari jumlah tersebut, 166.857 insiden menargetkan sistem pembayaran. Selain itu, selama paruh pertama tahun lalu, sebanyak 20.603 deteksi upaya phishing di dalam negeri adalah terkait dengan perbankan daring.

Data ini berasal dari data anonim berdasarkan pemicu komponen deterministik dalam sistem anti-phishing Kaspersky di komputer pengguna. Komponen mendeteksi semua halaman dengan konten phishing yang telah dicoba dibuka oleh pengguna dengan mengikuti tautan dalam pesan email atau di web, selama tautan ke halaman ini ada di basis data Kaspersky.

Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky Chris Connell mengatakan saat perayaan keagamaan seperti Idul Fitri, semua orang ingin memesan sesuatu yang bagus tanpa merogoh kocek berlebihan.

“Bayangkan kita mendapati iklan tentang promo besar-besaran di maskapai penerbangan premium, hotel, dan segala jenis penawaran menarik yang berhubungan dengan liburan. Ini sangat menarik bagi para pelancong, dan momentumnya seperti liburan Idulfitri adalah waktu yang tepat untuk menjamurnya skema berbahaya semacam ini,” komentar Connell, melalui siaran pers yang diterima Republika pada Kamis (20/4/2023).

Connell menambahkan phishing itu seperti flu. Artinya, ia terus berkembang dan meningkatkan pendekatan serangannya. Hanya ada satu hal utama yang perlu kita ketahui, yakni jika topik tersebut menjadi tren, kemungkinan besar itu akan dimanfaatkan oleh penipu.

“Cara terbaik untuk mengetahui topik mana yang sedang tren adalah dengan membaca dan menonton berita. Ketika berbicara phishing dan penipuan online, pengetahuan adalah tameng utama. Kita harus selalu mengetahui cara untuk menghindarinya dan yang paling penting, menggunakan solusi keamanan—jika kita secara tidak sengaja menjadi targetnya,” ujar Connell.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement