Kamis 20 Apr 2023 18:38 WIB

Ceramah Kiai FPAG: Mudik yang Banyak Dilupakan

Mudik di dunia merupakan gambaran kecil dari pulang ke akhirat.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Erdy Nasrul
Pimpinan Pesantren Al Ikhlas Taliwang KH Lalu Mujahid Imadudin
Foto: Republika
Pimpinan Pesantren Al Ikhlas Taliwang KH Lalu Mujahid Imadudin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang perayaan hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, sebagian besar umat islam melakukan mudik ke kampung halaman. Pendakwah dan pengajar Pesantren Al-Ikhlas Taliwang Nusa Tenggara Barat, Dr KH Lalu Mujahid Imaduddin mengatakan umat islam juga perlu menyiapkan bekal menuju kampung akhirat.

"Kita berada di pengujung Ramadhan, bulan penuh ampunan, keberkahan, bulan penuh kenangan. Ramadhan sebentar lagi akan meninggalkan kita. Seluruh umat islam yang beriman akan merayakan Idul Fitri, ied bermakna kembali semula," kata KH Lalu yang menjadi anggota Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) pada Kamis (20/4/2023).

Baca Juga

"Sesungguhnya zat yang mewajibkan diturunkan kepadamu Alquran niscaya akan mengembalikan mu ke tempat asal. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam manusia yang paling bertakwa, paling dicintai Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kita sebagai manusia biasa akan kembali ke tempat asal kita akhirat bertemu Allah," lanjut KH Lalu.

KH Lalu mengatakan, untuk kembali ke akhirat, maka manusia membutuhkan bekal. Menurutnya, mudik di dunia merupakan gambaran kecil dari pulang ke akhirat. Ada orang yang tidak memilih untuk mudik karena dia tidak mempunyai bekal. KH Lalu mengatakan, orang yang tidak memiliki bekal akan mendapatkan kesulitan selama perjalanannya.

"Seseorang yang tidak memiliki bekal maka dia akan malu untuk mudik, dia memilih untuk menetap. Demikian kita ketika tidak memiliki bekal untuk mudik akhirat maka tidak akan siap," kata dia.

"Ketika mudik akhirat seharusnya bahagia karena akan disambut oleh malaikat. Sebaik-baik mudik untuk bekal akhirat adalah takwa. Takwa ini lah yang didapatkan di Bulan Ramadhan. Semua orang beriman diseru, baik yang imannya sedikit atau banyak untuk mengejar bekal untuk kembali mudik kepada Allah. Semoga dengan bulan puasa ini kita meraih bekal sempurna untuk kembali kehadirat Allah. Sehingga dengan ditinggalkannya kita oleh Ramadhan dalam keadaan memiliki bekal, dengan begitu kembali suci, fitrah bagaikan seseorang baru dilahirkan kembali, dan dia pun siap untuk kembali," papar KH Lalu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement