REPUBLIKA.CO.ID., WASHINGTON -- Taliban telah membunuh seorang pemimpin Daesh/ISIS yang diyakini otak di balik serangan bom bunuh diri Agustus 2021 di luar bandara Kabul yang menewaskan 13 tentara AS dan lebih dari 170 warga sipil Afghanistan, Gedung Putih mengatakan Selasa (25/4/2023).
"Kelompok Teroris ISIS-K yang menjadi dalang serangan mengerikan di Gerbang Abbey yang menewaskan 13 anggota militer Amerika yang pemberani dan banyak lainnya telah disingkirkan dari medan perang," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby dalam sebuah pernyataan email.
"Dia terbunuh dalam operasi Taliban, yang merupakan satu lagi dari serangkaian kerugian karena kehilangn pemimpin mereka tahun ini. Dia adalah pejabat kunci ISIS-K yang terlibat langsung dalam merencanakan operasi seperti di Gerbang Abbey dan sekarang tidak lagi mampu merencanakan atau melakukan serangan," tambahnya.
Kirby tidak memberikan perincian lebih lanjut tentang operasi itu atau nama pemimpin ISIS-K tetapi mengatakan AS membuat "jelas kepada Taliban bahwa itu adalah tanggung jawab mereka untuk memastikan bahwa mereka tidak memberikan tempat yang aman bagi teroris, baik al-Qaeda atau ISIS. -K."
Pejabat AS lainnya yang dikutip oleh beberapa media AS mengatakan AS tidak berkoordinasi langsung dengan Taliban dalam pembunuhan pemimpin ISIS-K.
Pemerintahan Biden dikecam atas penarikan pasukan AS dari Afghanistan dan kekacauan di bandara Kabul pada Agustus 2021.
Pada bulan Januari, Partai Republik di Komite Urusan Luar Negeri DPR meminta dokumen terkait penarikan dari Departemen Luar Negeri untuk memulai penyelidikan atas langkah kontroversial tersebut.
Awal bulan ini, pemerintahan Biden merilis laporan setelah tindakan penarikan pasukan AS yang menyalahkan pemerintahan mantan Presiden Donald Trump atas "kurangnya perencanaan".