Kamis 27 Apr 2023 02:30 WIB

Filipina Ungsikan 300 Warganya dari Sudan

Sedikitnya 740 warga Filipina terdata di Sudan.

Asap terlihat di Khartoum, Sudan, Sabtu (22/4/2023). Pertempuran di ibu kota antara Tentara Sudan dan Pasukan Pendukung Cepat berlanjut setelah gencatan senjata yang ditengahi internasional gagal.
Foto: AP Photo/Marwan Ali
Asap terlihat di Khartoum, Sudan, Sabtu (22/4/2023). Pertempuran di ibu kota antara Tentara Sudan dan Pasukan Pendukung Cepat berlanjut setelah gencatan senjata yang ditengahi internasional gagal.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Sebanyak tujuh bus yang mengangkut 300 warga negara Filipina bergerak meninggalkan Sudan menuju Mesir dengan memanfaatkan masa gencatan senjata selama 72 jam. Kementerian Luar Negeri Filipina (DFA) pada Rabu (26/4/2023) mengatakan 80 warga Filipina telah meninggalkan Sudan, termasuk 50 orang dari kloter pertama yang sudah lebih dahulu diungsikan.

"Hingga Rabu pagi waktu Sudan, setidaknya tujuh bus tambahan sedang menuju Mesir dengan mengangkut paling sedikit 300 warga Filipina," kata Wakil Menlu Filipina Eduardo Jose de Vega.

Baca Juga

De Vega memberikan jaminan kepadapara pengungsi yang tiba di perbatasan bahwa Kedutaan Besar Filipina di Mesir sedang berusaha semaksimal mungkin membantu warganya meninggalkan Sudan.

Mereka juga berkoordinasi dengan Kemlu Mesir dalam memfasilitasi kehadiran sementara pengungsi di negara Arab tersebut. "Masalah yang kita hadapi adalah lamanya proses di perbatasan Mesir yang memakan waktu lebih dari satu hari. Kedutaan kami tengah mengirimkan tim untuk mengatasi masalah tersebut," kata de Vega

Kedubes Filipina juga berupaya mengirimkan tim bantuan di Wadi Halfa dan Port Sudan guna memberikan bantuan konsuler lebih jauh lagi dalam mengungsikan warga Filipina, termasuk mendatangkan bus lebih banyak lagi.

"Kedutaan besar terus memantau perkembangan di Sudan; terus mengupayakan pemulangan sejumlah warga Filipina dan juga sedang berkomunikasi dengan para pengungsi untuk memastikan keselamatan mereka," kata Juru bicara DFA Teresita Daza.

Sementara itu, Kedutaan Besar Perancis di Manila mengungkapkan operasi repatriasi oleh negaranya di Sudan berhasil mengevakuasi beberapa warga Filipina dari negara Afrika tersebut.

Perancis berkomitmen kepada "solidaritas di lapangan dengan menjawab panggilan dari mitra-mitra Eropa dan negara-negara sekutu lainnya yang melaporkan keberadaan warga negara mereka di Sudan".

Sedikitnya 740 warga Filipina terdata di Sudan yang 350 di antaranya ingin kembali ke Filipina. DFA mengatakan mayoritas dari 740 orang tersebut adalah tenaga profesional, pegawai perusahaan pertanian, mahasiswa dan penyedia jasa pekerjaan rumah tangga.

Sejauh ini, tidak ada warga Filipina yang tewas dalam konflik antara Tentara Nasional Sudan dan pasukan paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (RSF) yang pecah 15 April lalu.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement