Kamis 27 Apr 2023 14:20 WIB

Kisah Petinggi Gojek dan Sejumlah Tokoh Dapat Hidayah di Masjid Agung Al-Azhar

Masjid Agung Al- Azhar adalah cagar budaya kebanggaan orang dari berbagai kawasan

Kegiatan dakwah di Masjid Agung Al-Azhar Jakarta.
Foto: Masjid Agung Al-Azhar
Kegiatan dakwah di Masjid Agung Al-Azhar Jakarta.

Oleh : SHABAH SYAMSI; Pendakwah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menarik sekali pesan Rasulullah Saw kepada tim dakwah yang dipimpin oleh Muadz bin Jabal: yassiru wa la tu'assiru, basy-syiru wa la tunaffiru. Permudah jangan kalian persulit. Beri kabar menyenangkan jangan kalian bikin mereka kabur.

Sebuah pesan penting misi Islam. Agama yang mudah dan memudahkan. Berislam bukan paksaan. Berislam bukan ketakutan. Berislam bukan ancaman. Tapi berislam dengan kesadaran (dzikr). Berislam dengan penyerahan diri (islam). Berislam dengan kepatuhan (tha'ah). Berislam dengan ketundukan (sujud).

Baca Juga

Maka dalam sejarah Islam, sejarah perkembangan penyebaran Islam itu sangat dramatis, massif, dan atraktif. Lihat bagaimana dramatisnya penduduk Yasrib (Madinah) menerima kehadiran Nabi. Membaiatkan diri di hadapan Nabi Saw sebagai muslim.

Perhatikan pula bagaimana kisah Fathu Makkah (pembebasan kota Makkah) yang fantastis, sehingga berbagai kabilah berbondong-bondong masuk Islam. Bagaimana pula heroiknya negara adidaya Persia menjadi kawasan Islam. Kawasan timur kekuasaan raksasa Romawi menjadi Islam. Kisah Islamnya Andalusia dengan Thariq Bin Ziyad sebagai tokoh pembuka misi dakwah. 

Lihat pula sejarah penyebaran Islam di kawasan mayoritas Hindu di India Raya, hingga kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk Nusantara. Islam menjadi agama mayoritas. Islam disebarkan melalui upaya penyebaran secara damai (pasific penetration).

Nusantara menjadi kawasan yang penduduk di dalamnya merupakan muslim mayoritas, menggeser agama Hindu dan Budha yang pernah menguasai Nusantara. Penduduk Nusantara menjadi mayoritas muslim tidak lebih dari dua abad sejak Islam masuk, hingga terbentuk kesultanan merata di kawasan Nusantara.

Hidayah Allah tidak bisa dibendung, dihalang-halangi, apalagi dimusuhi. Islam akan terus bergerak ke mana saja. Pada kekuasaan adidaya, maupun lemah hina. Menembus mereka yang kaya raya, maupun miskin papa. Merasuki pikiran paling cerdas pandai, maupun bodoh yang belum mampu memahami. Hidayah Allah akan terus bergelora hingga hari kiamat. Sungguh telah datang al-haq (kebenaran) dan hancurlah al-bathil (keburukan). Sesungguhnya yang batil pasti hancur.

Masjid Agung Al-Azhar dan Londonistan

Masjid Agung Al-Azhar telah ditetapkan menjadi destinasi wisata religi oleh Dinas Pariwisita Jakarta Selatan. Masjid cagar budaya DKI Jaya itu tidak hanya dikunjungi oleh kaum muslimin, tapi non muslim dari dalam dan luar negeri. Banyak dari kalangan non-muslim yang mendapatkan hidayah, masuk Islam melalui Masjid Agung Al-Azhar Jakarta. Setidaknya 4 sampai 5 orang masuk Islam setiap pekan di Masjid Agung Al Azhar. 

Islam menjadi agama dengan penyebaran paling pesat di dunia di era modern ini. Setidaknya 10-15 orang masuk Islam setiap hari di Amerika dan Eropa. Kota London di Inggris diplesetkan menjadi Londonistan, karena banyak penduduknya memeluk Islam layaknya di negara- negara Asia Tengah seperti Afghanistan dan Pakistan. Walikota London pun seorang muslim, termasuk duta besar Inggris di Jakarta pernah dijabat seorang muslim, Mr. Muazam Malik.

Menjadi muallaf di Masjid Agung Al-Azhar

lihat halaman berikutnya...

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement