REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar keamanan siber dan forensik digital dari Vaksincom Alfons Tanujaya menyebut gawai yang memiliki terlalu banyak aplikasi rentan diretas. ''Semakin banyak aplikasi, kamu semakin banyak menyediakan pintu untuk orang asing masuk,'' kata Alfons.
Pada era kemajuan teknologi saat ini, beragam jenis aplikasi semakin menjamur, dengan tujuan untuk menunjang keseharian penggunanya. Namun, tanpa pengetahuan dan kewaspadaan, siapa pun yang lengah dapat menjadi korban eksploitasi data, salah satunya dari aplikasi yang digunakan sehari-hari.
''Setiap aplikasi itu pasti ada setidaknya satu persen atau 0,1 persen celah keamanan. Kalau di handphone ada 10 aplikasi saja berarti kerentanannya 10 kali lipat lebih tinggi,'' kata Alfons menjelaskan.
Alfons mengatakan banyak kasus eksploitasi data yang telah terjadi dari aplikasi atau perangkat lunak tanpa disadari oleh penggunanya sehingga celah keamanan tidak bisa dianggap sepele.