REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perusahaan farmasi asal Jepang Astellas Pharma Inc, Senin, mengatakan akan membeli perusahaan farmasi Amerika Serikat (AS) Iveric Bio Inc seharga sekitar 5,9 miliar dolar AS (sekitar Rp86,4 triliun) dalam pengambilalihan terbesarnya. Astellas akan mengakuisisi semua saham beredar Iveric Bio, yang berfokus pada perawatan oftalmologi seharga 40 dolar AS per saham (sekitar Rp586 ribu) melalui unitnya di AS, Astellas US Holdings Inc, dengan transaksi yang diharapkan selesai pada akhir September mendatang.
"Iveric Bio, yang terdaftar di pasar Nasdaq, saat ini sedang mencari persetujuan AS untuk obat degenerasi makula terkait usia, sebuah gangguan mata yang dapat menyebabkan penglihatan kabur," tulis Astellas dalam keterangannya, dikutip Kyodo, Senin (1/5/2023).
Pembelian tersebut adalah upaya terbaru perusahaan untuk memperkuat kemampuan pengembangan obatnya melalui merger dan akuisisi. Hal ini menyusul pembelian baru-baru ini terhadap perusahaan bioteknologi AS Audentes Therapeutics Inc pada tahun 2020 dan Xyphos Biosciences pada tahun 2019.
"Obat yang menunggu persetujuan akan menjadi pilar ketiga dari portofolio produk perusahaan Jepang tersebut untuk mendorong pertumbuhan, bersama dengan obat kanker Padcev dan fezolinetant, sebuah pengobatan yang sedang dikembangkan untuk gejala vasomotor yang terkait dengan menopause," kata Presiden Astellas Naoki Okamura, dalam konferensi pers yang dilakukan secara daring.
Penjualan obat untuk degenerasi makula diharapkan bisa menutupi penurunan penjualan obat kanker prostat Xtandi saat hak patennya habis pada akhir 2020-an.
"Ada kebutuhan medis yang sangat tinggi yang belum terpenuhi untuk degenerasi makula terkait usia," kata Okamura.
"(Obat baru) akan membuat portofolio kami lebih kuat," tambahnya.
Akuisisi tersebut akan memperkuat penelitian dan pengembangan obat oftalmologi Astellas dan membantu perusahaan mencapai target penjualan lebih dari 1,2 triliun yen (sekitar Rp128 triliun) dari produk intinya hingga Maret 2026.
Perusahaan Jepang tersebut berencana mengamankan dana pembelian sekitar 800 miliar yen (sekitar Rp85 triliun) untuk kesepakatan melalui pinjaman bank dan dengan menerbitkan surat berharga.