REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI)di Khartoum, Sudan tetap buka. Namun, operasionalnya saat ini dialihkan ke Port Sudan lantaran terjadi konflik bersenjata antara militer Sudan (SAF) dan kelompok paramiliter (RSF).
"Jadi tidak tutup, KBRK tetap buka, tapi berkantor di Port Sudan karena situasi di Kota Khartoum yang belum memungkinkan bagi kita untuk melanjutkan kerja-kerja kita," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri, Andy Rachmianto, kepada wartawan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (1/5/2023).
Andy mengungkapkan, KBRI Khartoum bakal berkantor di Port Sudan untuk sementara waktu sampai situasi dirasa kembali kondusif. Sebab, jelas dia, berdasarkan informasi yang diterima, hingga kini konflik masih terus terjadi di Khartoum.
Dia menyebut, total ada 15 orang yang berada di KBRI Khartoum. Jumlah ini terdiri dari duta besar, diplomat, dan beberapa pegawai lokal.