Senin 01 May 2023 22:55 WIB

Kantor KBRI di Khartoum Tetap Beroperasi, Sementara Pindah ke Port Sudan

Operasional KBRI Khartoum ikut terdampak perang saudara Sudan

Rep: Flori Anastasia Sidebang / Red: Nashih Nashrullah
Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Sudan turun dari pesawat Boeing 737 TNI AU sesaat setelah tiba di pangkalan udara Halim Perdanakusuma di Jakarta, Senin (1/5/2023). Pemerintah Indonesia mengevakuasi sedikitnya 75 orang dari total lebih dari 800 orang dari Sudan, di mana bentrokan bersenjata antara militer Sudan dan kelompok paramiliter saingan telah terjadi di ibu kota Khartoum dan bagian lain negara itu sejak 15 April 2023
Foto: EPA-EFE/ADI WEDA
Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Sudan turun dari pesawat Boeing 737 TNI AU sesaat setelah tiba di pangkalan udara Halim Perdanakusuma di Jakarta, Senin (1/5/2023). Pemerintah Indonesia mengevakuasi sedikitnya 75 orang dari total lebih dari 800 orang dari Sudan, di mana bentrokan bersenjata antara militer Sudan dan kelompok paramiliter saingan telah terjadi di ibu kota Khartoum dan bagian lain negara itu sejak 15 April 2023

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI)di Khartoum, Sudan tetap buka. Namun, operasionalnya saat ini dialihkan ke Port Sudan lantaran terjadi konflik bersenjata antara militer Sudan (SAF) dan kelompok paramiliter (RSF). 

"Jadi tidak tutup, KBRK tetap buka, tapi berkantor di Port Sudan karena situasi di Kota Khartoum yang belum memungkinkan bagi kita untuk melanjutkan kerja-kerja kita," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri, Andy Rachmianto, kepada wartawan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (1/5/2023).

Baca Juga

Andy mengungkapkan, KBRI Khartoum bakal berkantor di Port Sudan untuk sementara waktu sampai situasi dirasa kembali kondusif. Sebab, jelas dia, berdasarkan informasi yang diterima, hingga kini konflik masih terus terjadi di Khartoum.

Dia menyebut, total ada 15 orang yang berada di KBRI Khartoum. Jumlah ini terdiri dari duta besar, diplomat, dan beberapa pegawai lokal.