REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Helga Algida petugas seksi pengelolaan Rutan Kebonwaru Bandung menjadi salah satu atlet yang mengharumkan Indonesia di ajang kejuaraan kempo dunia di Portugal akhir April lalu. Ia meraih tiga medali terdiri dua perunggu dan satu perak.
Ia mendapatkan juara ketiga dan mendapatkan medali perunggu untuk perorangan putra, juara tiga untuk self defense dan juara dua atau mendapatkan perak untuk synchronic.
Helga mengaku, bangga dan tidak menyangka dapat meraih juara di kejuaraan dunia kempo. Sebab, persaingan antar atlet pada ajang tersebut sangat ketat.
"Perasaan sangat bangga karena tidak menyangka di kejuaraan dunia ini bisa jadi juara. Persaingan sangat ketat, kita bersaing dengan total itu 62 negara," ujarnya di sela-sela acara penyambutannya oleh Kanwil Kemenkumham Jabar di Stasiun Bandung, Rabu (3/5/2023).
Dia mengaku, beberapa negara yang menjadi lawan terberat di ajang tersebut yaitu Spanyol, Portugal, dan Rumania. Terutama Portugal yang kuat di Kempo tradisional.
Helga memperoleh tiga medali yaitu kata perorangan senior juara ke tiga, self defense berpasangan dengan atlet asal Lampung juara ke tiga dan juara dua untuk synchronic. Ia mengaku, baru pertama kali mengikuti kejuaraan dunia Kempo.
Namun, untuk kejuaraan internasional sudah ikut dua kali. Kejuaraan tingkat Asia yang pernah digelar di Bogor, Helga mengaku, memperoleh juara satu dan berhak atas medali emas.
Ia mengaku, berasal dari keluarga yang turut aktif dalam seni bela diri kempo. Helga mengatakan, kakaknya merupakan atlet kempo termasuk istrinya sendiri. "Saya sekeluarga kempo," katanya.
Kadiv Administrasi Kemenkumham Jabar Anggiat F Panjaitan mengapresiasi Helga Algida yang berhasil meraih tiga medali di ajang kejuaraan dunia kempo. Ia berharap, Helga dapat menularkan kemampuannya ke seluruh rekan-rekannya.
"Bisa saja nanti dengan prestasi Helga ini, dia kan memberikan pelatihan atau membuka kursus bagi teman-temannya untuk mempunyai skill Kempo," ungkapnya.