Jumat 05 May 2023 17:53 WIB

Pemimpin Australia dan Selandia Baru Tetap Berjanji Setia kepada Raja Inggris

Raja Charles III adalah kepala negara di Australia dan Selandia Baru.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Raja Charles III (kiri) dan Camilla, Permaisuri (ilustrasi). Para pemimpin Australia dan Selandia Baru akan mengikrarkan kesetiaannya kepada Raja Charles III pada momen penobatan di London pada Sabtu (6/5/2023).
Foto: EPA-EFE/CLEMENS BILAN
Raja Charles III (kiri) dan Camilla, Permaisuri (ilustrasi). Para pemimpin Australia dan Selandia Baru akan mengikrarkan kesetiaannya kepada Raja Charles III pada momen penobatan di London pada Sabtu (6/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Para pemimpin Australia dan Selandia Baru akan mengikrarkan kesetiaannya kepada Raja Charles III pada momen penobatan di London pada Sabtu (6/5/2023). Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Perdana Menteri Selandia Baru Chris Hipkins telah melakukan perjalanan ke London untuk bertemu dengan Perdana Menteri Rishi Sunak pada Jumat (5/5/2023).

Mereka sudah bertemu raja di awal minggu.  Raja Charles III adalah kepala negara di Australia, Selandia Baru, dan 12 wilayah Persemakmuran lainnya di luar Britania Raya, meskipun perannya sebagian besar bersifat seremonial.

Baca Juga

Kedua negara mengadakan acara untuk merayakan penobatan, mulai dari penanaman pohon hingga penerbangan militer. Meskipun diperkirakan akan ada lebih sedikit arak-arakan dibandingkan kematian Ratu Elizabeth II tahun lalu.

Kematian ratu memicu kembali perdebatan di Australia tentang perlunya mempertahankan monarki konstitusional. Australia mengadakan referendum pada 1999 untuk menjadi republik dengan 55 persen pemilih menentang.

Tapi, jajak pendapat dalam beberapa tahun terakhir telah menunjukkan berbagai dukungan agar Australia menjadi negara republik. Sebagian besar menunjukkan lebih banyak orang Australia mendukung.

Hanya saja, Albanese maupun Hipkins tidak secara aktif mengkampanyekan raja Inggris untuk diganti sebagai kepala negara terlepas dari keyakinan republik yang dipegang keduanya. "Saya belum mengubah posisi saya dalam hal itu dan saya telah menjelaskannya dengan sangat jelas. Saya ingin melihat orang Australia sebagai kepala negara Australia," kata perdana menteri Australia dalam wawancara dengan stasiun penyiaran ABC pada Jumat.

"Itu tidak berarti bahwa Anda tidak dapat menghormati institusi, yaitu sistem pemerintahan yang kami miliki," ujar Albanese.

Albanese berkata akan mengambil sumpah setia kepada Raja Charles III pada upacara penobatan tersebut. "Orang-orang berharap saya tidak datang ke penobatan raja untuk membuat kontroversi," katanya.

Sedangkan Hipkins mengatakan pada awal pekan ini, dia memang tercatat sebagai seorang Republikan. "Namun,itu bukan sesuatu yang ingin saya dorong," ujarnya.

Hipkins menyatakan, agenda pelepasan dari Kerajaan Inggris bukan prioritas. "Pengaturan konstitusional yang kami miliki bekerja cukup baik saat ini," ujar perdana menteri Selandia Baru itu.

Pasukan pertahanan Selandia Baru akan menembakkan dua tembakan hormat dari 21 senjata pada Ahad (7/5/2023).Sementara angkatan udara Australia merencanakan terbang melewati Gedung Parlemen di Canberra.

Berbagai gedung terkemuka termasuk Harbour Bridge Auckland dan Skytower dan gedung parlemen di kedua ibu kota akan menyalakan lampu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement