Ahad 07 May 2023 10:10 WIB

Polisi London Tangkap Pengunjuk Rasa Antimonarki 

Republik telah bersumpah untuk melakukan protes terbesar terhadap raja Inggris.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Pengunjuk rasa memegang plakat saat orang berkumpul untuk penobatan Raja Inggris Charles III di Westminster Abbey di pusat kota London, Sabtu, 6 Mei 2023.
Foto: Piroschka van de Wouw/Pool via AP
Pengunjuk rasa memegang plakat saat orang berkumpul untuk penobatan Raja Inggris Charles III di Westminster Abbey di pusat kota London, Sabtu, 6 Mei 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Polisi menangkap pemimpin kelompok anti-monarki Republik dan 51 lainnya dalam penobatan Raja Charles III pada Sabtu (6/5/2023). Ratusan demonstran berpakaian kuning berkumpul di antara 10 massa yang berbaris di rute prosesi di pusat kota London dan mengangkat plakat bertuliskan "Not My King".  

Kelompok Republik mengatakan, pemimpin mereka Graham Smith telah ditahan sebelum prosesi dimulai. Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan petugas polisi menyita plakat yang dibawa oleh pengunjuk rasa.

Baca Juga

"Kami benar-benar memahami kekhawatiran publik setelah penangkapan yang kami lakukan pagi ini," kata Komandan Karen Findlay dari kepolisian Metropolitan London dalam sebuah pernyataan.

"Selama 24 jam terakhir telah terjadi operasi polisi yang signifikan setelah kami menerima informasi pengunjuk rasa yang bertekad untuk mengganggu prosesi Penobatan," tambah Findlay.

Polisi tidak mengkonfirmasi penangkapan Smith. Polisi mengatakan, mereka bertindak karena yakin pengunjuk rasa akan berusaha merusak monumen publik dengan cat dan mengganggu acara penobatan.

"Semua orang ini tetap ditahan," kata Findlay.

Republik telah bersumpah untuk melakukan protes terbesar terhadap raja Inggris dalam sejarah modern. Pengunjuk rasa meneriakkan cacian saat Raja Charles III dan Ratu Camilla berjalan ke Westminster Abbey, termasuk saat kebaktian disampaikan kepada publik dengan pengeras suara besar.

"Ini menjijikkan dan berlebihan. Itu juga sangat kontraproduktif oleh polisi karena semua yang dilakukannya adalah menciptakan publisitas besar-besaran bagi kami. Ini benar-benar gila," kata seorang pengunjuk ras, Kevin John (57 tahun) yang berasal dari Devon.

Dalam pernyataan terpisah, polisi mengatakan, mereka telah menangkap tiga orang pada hari sebelumnya. Berdasarkan informasi intelijen, pengunjuk rasa berencana untuk mengacaukan prosesi penobatan dengan membuat takut kuda yang mengiringi raja, sehingga menyebabkan risiko bagi keselamatan publik.

Protes juga terjadi di Glasgow, Skotlandia dan Cardiff di Wales. Para pengunjuk rasa mengangkat tanda bertuliskan, "Hapus monarki, beri makan rakyat."  

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement