REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- LinkedIn, jaringan media sosial milik Microsoft Corp yang berfokus pada profesional bisnis, pada Senin (8/5/2023), menyampaikan akan memangkas 716 pekerjaan karena goyahnya permintaan. Di sisi lain, LinkedIn juga menutup aplikasinya di China.
LinkedIn, yang memiliki 20 ribu karyawan, telah meningkatkan pendapatan setiap kuartal selama sepanjang 2022. Sayangnya, LinkedIn mengikuti langkah perusahaan teknologi besar lainnya termasuk induknya untuk merumahkan pekerja di tengah prospek ekonomi global yang melemah, begitu dilansir Reuters, Selasa (9/5/2023).
Menurut Layoffs.fyi, dalam enam bulan terakhir, lebih dari 270 ribu pekerja teknologi secara global telah di-PHK.
LinkedIn menghasilkan uang melalui penjualan iklan dan tagihan langganan untuk merekrut para profesional. Dalam sebuah surat kepada karyawan, CEO LinkedIn Ryan Roslansky mengatakan, perusahaan akan merampingkan operasi dan level untuk membantu membuat keputusan lebih cepat. "Dengan pasar dan permintaan pelanggan yang lebih berfluktuasi dan untuk melayani pasar yang sedang tumbuh dan berkembang secara lebih efektif, kami memperluas penggunaan vendor," tulis Roslansky.
Seorang juru bicara LinkedIn mengatakan vendor adalah "mitra eksternal" yang akan mengerjakan pekerjaan baru dan yang sudah ada. Roslansky juga mengatakan dalam suratnya bahwa perubahan itu akan menciptakan 250 pekerjaan baru. Juru bicara itu mengatakan bahwa karyawan yang terkena dampak PHK bisa melamar peran tersebut.
LinkedIn juga mengatakan akan menghapus aplikasi pekerjaan yang ditawarkannya di China. Pada 2021, sebagian besar aplikasi sudah menarik diri dengan alasan lingkungan yang "menantang". Aplikasi China yang tersisa, yang disebut InCareers, akan dihapus pada 9 Agustus, kata LinkedIn.
"Terlepas dari kemajuan awal kami, InCareer menghadapi persaingan yang ketat dan iklim ekonomi makro yang menantang, yang pada akhirnya membawa kami pada keputusan untuk menghentikan layanan," kata perusahaan kepada pengguna laman.
Kata juru bicara perusahaan, LinkedIn akan mempertahankan kehadirannya di China untuk membantu perusahaan yang beroperasi di sana untuk mempekerjakan dan melatih karyawan di luar negeri.
Raksasa teknologi menyumbang jumlah PHK yang besar belakangan ini termasuk PHK 27 orang di Amazon.com Inc, terbanyak dalam sejarahnya. Pemilik Facebook Meta Platforms Inc merumahkan 21 pekerja, dan induk Google Alphabet Inc telah memberhentikan 12 ribu orang.
Sebelum pengumuman LinkedIn, 5.000 pekerjaan teknologi telah ditiadakan sepanjang Mei saja, menurut Layoffs.fyi. Microsoft, yang membeli LinkedIn sekitar 26 miliar dolar AS pada 2016, telah mengumumkan sekitar 10 ribu PHK dalam beberapa bulan terakhir dan menanggung beban biaya 1,2 miliar dolar AS terkait proses PHK.