REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Duta Besar Uni Eropa untuk Cina Jorge Toledo Albinana mengatakan Presiden Cina Xi Jinping menghubungi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy merupakan langkah yang sangat positif. Uni Eropa mendorong Beijing untuk melakukan langkah yang lebih besar untuk menciptakan perdamaian di Ukraina.
Percakapan selama satu jam itu merupakan sambungan telepon pertama antara Xi dan Zelenskyy sejak invasi Rusia ke Ukraina. Hal ini juga memenuhi salah satu tujuan Kiev yang berusaha didapatkan selama berbulan-bulan.
"Kami ingin Cina melangkah lebih jauh dan membantu lebih banyak untuk meraih perdamaian yang adil, yang melibatkan penarikan pasukan Rusia dari Ukraina," kata Albinana dalam konferensi pers di Beijing, Selasa (9/5/2023).
Media pemerintah Cina melaporkan selama sambungan telepon itu Xi memberitahu Zelenskyy, Cina akan mengirimkan utusan khusus ke Ukraina. Lalu menggelar perundingan dengan semua pihak untuk meraih perdamaian.
Albinana mengatakan Uni Eropa berharap dialog tingkat tinggi tahun ini yang termasuk perundingan strategis antara kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell dengan Menteri Luar Negeri Cina Qin Gang. Serta membahas topik-topik seperti perdagangan, ekonomi, urusan digital dan perubahan iklim.
Albinana menambahkan pernyataan Borrell baru-baru ini mengenai perselisihan di Selat Taiwan sangat dibesar-besarkan. Sebelumnya dalam kolom opini di surat kabar Journal du Dimanche, Borrell menulis Angkatan Laut Eropa harus berpatroli di selat tersebut.
"Saya pikir apa yang ia katakan sangat dibesar-besar," kata Albinana.
Dalam tulisannya Borrell mengatakan masalah Taiwan membuat Eropa cemas secara ekonomi, perdagangan dan teknologi. Taiwan salah satu produsen semikonduktor terbesar di dunia.