REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Mantan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengkritik kebijakan subsidi mobil listrik (EV). Anies mengungkapkan subsidi mobil listrik tidak serta-merta menjadi solusi dalam mengurangi polusi udara.
Menurut Anies, potensi kemacetan bertambah dengan adanya subsidi mobil listrik tersebut. Subsidi kendaraan listrik juga dinilai tidak tepat karena diberikan kepada orang yang tidak berhak atau orang mampu.
Sebenarnya berapa banyak penjualan mobil listrik di global? Data sebuah perusahaan riset MarkLines Co yang dilansir Kyodo, Sabtu (8/4/2023) menyebutkan penjualan mobil listrik (EV) global naik 66,6 persen pada 2022 di angka 7,26 juta unit dibandingkan tahun sebelumnya. Angka itu mencerminkan pergeseran cepat dalam industri kendaraan tanpa emisi.
MarkLines Co mengatakan, penjualan mobil listrik menyumbang 9,5 persen dari total penjualan mobil global yang sebanyak 76,21 juta kendaraan tahun lalu. Penjualan kendaraan global meningkat dari 5,5 persen dibandingkan 2021. Namun, penjualan global turun 7,4 persen menjadi 68,95 juta jika tidak termasuk kendaraan listrik.
Pasar mobil listrik global yang terbesar didominasi oleh China dengan pasar 62 persen. China membukukan lonjakan penjualan EV sekitar 80 persen menjadi 4,53 juta kendaraan.
Sementara Eropa Barat termasuk Jerman dan Inggris penjualan EV melonjak sekitar 30 persen menjadi sekitar 1,53 juta kendaraan. Sekitar 800 ribu EV terjual di Amerika Serikat tahun lalu dan di Jepang hanya terjual 50 ribu unit mobil listrik sepanjang tahun lalu.
Di antara pembuat EV, pabrikan terkemuka, Tesla Inc penjualannya meningkat menjadi sekitar 1,27 juta kendaraan pada 2022 dari sekitar 880 ribu pada tahun sebelumnya. Raksasa EV China BYD Co menjual sekitar 870 ribu kendaraan tahun lalu dibandingkan dengan 320 ribu tahun sebelumnya.
Aliansi Nissan Motor Co., mitra Prancis Renault SA dan Mitsubishi Motors Corp., menduduki peringkat ketujuh dengan penjualan sekitar 280.000 EV. Toyota, penjual mobil terbesar di dunia, menjual 24.000 EV pada tahun 2022.