Rabu 10 May 2023 17:31 WIB

Kasus Apa yang Melilit Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan?

Al Qadir Trust mengoperasikan sebuah universitas di pinggiran Islamabad.

Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan pendukung mantan perdana menteri Imran Khan di Peshawar, Selasa (9/5/2023). Mereka memprotes penahanan  Khan oleh lembaga antikorupsi Pakistan.
Foto: AP Photo/Muhammad Sajjad
Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan pendukung mantan perdana menteri Imran Khan di Peshawar, Selasa (9/5/2023). Mereka memprotes penahanan Khan oleh lembaga antikorupsi Pakistan.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD – Mantan perdana menteri Pakistan, Imran Khan ditahan pada Selasa (9/5/2023) terkait dugaan korupsi. Para pejabat pemerintah menuding Khan dan istrinya mendapatkan lahan bernilai jutaan dolar AS sebagai suap. 

Lahan itu dari seorang pengusaha properti melalui sebuah lembaga amal. Namun, Khan dan orang-orangnya menolak tuduhan tersebut. Pengusaha properti pun bersikap setali tiga uang. Pada Rabu (10/5/2023) ia tak bisa dikontak. Demikian pula manajer pemasarannya. 

Di bawah ini sejumlah fakta mengenai lembaga amal dan akuisisi lahan yang melibatkan Khan dan pengusaha properti. 

 

Al Qadir Trust 

Al-Qadir Trust merupakan lembaga kesejahteraan nonpemerintah yang didirikan Khan dan Bushra Watto, istri ketiga Khan pada 2018 saat Khan masih menjabat perdana menteri. Khan mempromosikan lembaga ini pada acara-acara resmi. 

Menurut Menteri Hukum Azam Nazeer Tarar, pasangan Khan dan Watto merupakan trustee tunggal lembaga tersebut. 

 

Apa Kegiatan Al Qadir Trust?

Al Qadir Trust mengoperasikan sebuah universitas di pinggiran Islamabad, yang mengajarkan soal spiritualitas dan keislaman. Proyek ini terinsipirasi mantan ibu negara yang lebih dikenal dengan nama Bushra Bibi. Ia dikenal pula sebagai penyembuh spiritual. 

Kepada publik, Khan menggambarkan Bushra Bibi sebagai pemimpin spiritual dan dia membantu Khan menuju sebuah jalan spiritual 

 

Kasus Korupsi Apa?

Mendagri Rana Sanaullah dalam konferensi pers, Selasa (9/5/2023) mengungkapkan, Al Qadir Trust menjadi sarana bagi Khan menerima lahan bernilai tinggi sebagai suap dari pengusaha real estate, Malik Riaz Hussain, salah satu pengusaha terkaya dan berpengaruh di Pakistan. 

Lembaga antirasuah Pakistan yang menahan Khan, memanggil Hussain akhir tahun lalu untuk memberikan jawaban atas terkait donasi lahan ke lembaga bentukan Khan itu. Lembaga ini, memiliki hampir lahan seluas 60 ekar. 

Lahan 60 ekar ini berada di Distrik Jhelum, Negara Bagian Punjab, tempat universitas milik Al Qadir Trust berada. Namun hanya sedikit lahan yang digunakan untuk bangunan.  Nilai lahan tersebut tujuh miliar rupee Pakistan atau 24,7 juta dolar AS. 

Sanaullah menambahkan, lahan luas lainnya berlokasi di Islamabad, dekat rumah Khan yang di atas perbukitan. Menteri Informasi dan Komunikasi Marriyum Aurangzeb mempertanyakan soal donasi untuk operasional saat pembangunan universitas dilakukan. 

Menurut dia dalam pernyataan Selasa malam,  Al Qadir Trust menerima 180 juta rupee atau 635.144 dolar AS untuk biaya operasional. Namun dalam catatan hanya tertera 8,52 juta rupee.

 

Bagaiman Proses Suap Terjadi?

Pemerintah Pakistan menyatakan, proses suap ini bermula ketika 190 juta poundsterling dikembalikan ke Pakistan oleh Inggris pada 2019, setelah Hussain kehilangan uang tunai dan aset untuk menangani penyelidikan apakah dia melakukan kejahatan atau tidak. 

Bukannya memasukkan uang tersebut sebagai harta negara, pemerintahan Khan menggunakannya untuk membayar denda pengadilan yang melawan Hussain dalam kasus akuisisi ilegal tanah pemerintah di Karachi yang dilepas di bawah harga pasar.

Mendagri Rana Sanaullah menuding Hussain memberikan lahan di Jhelum dan Islamabad ke Al Qadir Trust sebagai balas budi. 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement