Jumat 12 May 2023 16:40 WIB

Tangani Banjir di Leuwipanjang, Pemkot Bandung Sebut Solusi Rumah Pompa

Plh Wali Kota Bandung menduga ada oknum yang memanfaatkan banjir.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Irfan Fitrat
Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna.
Foto: Republika/Dea Alvi Soraya
Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat, berencana menambah rumah pompa untuk mengatasi persoalan banjir. Salah satunya untuk menangani banjir yang biasa terjadi di kawasan Leuwipanjang.

Menurut Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna, banjir yang terjadi di kawasan Leuwipanjang, antara lain lantaran persoalan sedimentasi. “Banjir di Leuwipanjang itu persoalannya juga karena sedimentasi. Normalnya air itu harus ke arah selatan, tapi ada perilaku-perilaku oknum yang menutup sungai, sehingga tidak bisa mengalir normal,” kata Ema, saat melakukan peninjauan ke sejumlah lokasi di Kota Bandung, Jumat (12/5/2023).

Baca Juga

Ema mengatakan, perlu dilakukan pengerukan sedimen secara rutin dalam upaya menangani banjir. Selain itu, ia menyebut solusi rumah pompa. “Kondisi seperti ini solusi cepatnya adalah memasang sumur pompa. Tapi, sekarang ini sedang dilelang dulu. Setelah ada rumah pompa, nanti air itu didorong ke Citepus,” kata dia.

Menurut Ema, upaya penanganan seperti itu bisa diterapkan juga di lokasi lain yang langganan banjir, seperti di kawasan Cibadak.

Sementara soal banjir di kawasan Jalan Citarip, Kelurahan Kopo, Kecamatan Bojongloa Kaler, Ema mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan, juga ada persoalan sedimentasi, serta perilaku warga yang masih membuang sampah ke aliran sungai.

“Solusinya Gober (petugas gorong-gorong dan kebersihan) harus kerja keras satu minggu dua kali. Tapi satu sisi nanti akan dioptimalkan rumah pompanya supaya aliran air itu nanti bisa benar-benar normal,” kata Ema.

Berdasarkan informasi yang didapatnya, menurut Ema, diduga juga ada oknum yang sengaja menutup tali-tali air demi keuntungan pribadi. Ia mengarahkan aparat kewilayahan agar menindak oknum tersebut.

“Ada catatan, ternyata di sini ada orang yang memanfaatkan banjir. Mereka menutup tali-tali air untuk mengais rezeki dengan membantu pengemudi kendaraan yang mogok. Itu tidak tepat, harus direduksi,” kata Ema.

Ema mengatakan, penanganan persoalan banjir ini perlu diprioritaskan karena berkorelasi dengan upaya perbaikan ruas jalan. Menurut dia, tahun ini ada beberapa ruas jalan yang akan dilakukan overlay. “Kita tetap menekan supaya persoalan banjir tidak menghancurkan jalan yang sudah diperbaiki sekarang,” kata Ema.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement