REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir sepekan Bank Syariah Indonesia (BSI) mengalami gangguan untuk layanan perbankannya. Pada Kamis (11/5/2023) kemarin, BSI mengklaim sebagian layanan dan fitur sudah mulai kembali normal, baik di kantor cabang, mesin anjungan tunai mandiri (ATM) maupun mobile banking.
Namun, dalam kenyataannya masih ada beberapa fitur yang masih dalam tahap normalisasi sehingga masih belum bisa digunakan secara normal. Pada Jumat (12/5/2023) pukul 08.00 WIB Republika sempat mendatangi salah satu kantor cabang BSI di Jakarta Timur, namun layanan bank tampak tutup, menurut keterangan petugas keamanan sistem kembali mengalami gangguan dan hanya bisa melayani transkasi online melalui mesin ATM.
Pada sore hari ini, Republika juga kembali mencoba menggunakan mobile banking BSI, memang ada beberapa fitur yang sudah bisa digunakan secara normal, antara lain transaksi berupa cek saldo, transfer antar BSI dan bank lain yang sudah bisa digunakan secara online maupun BI Fast. Sementara fitur top up di dompet digital, saat Republika mencobanya masih belum bisa digunakan dan muncul keterangan "Permintaan tidak dapat diproses. Silakan dicoba lagi."
Dikonfirmasi terkait hal ini, Direktur Utama BSI Hery Gunardi tak memungkiri masih ada beberapa kendala di beberapa fitur lantaran pemulihan yang bertahap. Ia mengatakan proses normalisasi layanan BSI telah dilakukan oleh perseroan dengan baik, dengan prioritas utama untuk meyakinkan dana dan data nasabah tetap aman.
"Betul, sebagian fitur memang belum (pulih), akan dibuka bertahap," ujar Hery kepada Republika, Jumat (12/5/2023).
Dikonfirmasi terpisah, Wakil Direktur Utama BSI, Bob Tyasika Ananta memohon maaf atas kendala yang masih terjadi. Ia mengatakan, masih ada beberapa fitur yang masih dalam tahap normalisasi, sehingga masih belum bisa digunakan secara normal.
"Memang kami sadari ada beberapa fitur yang belum bisa dan sedang dalam proses UP, fitur yang masih dipersiapkan yakni QRIS (acquiring), BI Fast Outgoing, beberapa bayar/beli (e-wallet, e-commerce, sebagian Telco), digital financing, hasanah card, online onboarding dan tabungan emas," rinci Bob kepada Republika.