Ahad 14 May 2023 22:05 WIB

Ikut Pertemuan G7, Sri Mulyani Ungkap Strategi Pertumbuhan Inklusif

Pertumbuhan inklusif adalah pertumbuhan yang menuntut partisipasi semua pihak.

Red: Ahmad Fikri Noor
 Menteri Keuangan AS Janet Yellen (kanan) berbicara dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat pembicaraan bilateral mereka di sela-sela pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G7 di Niigata, Jepang, Kamis (11/5/2023).
Foto: Issei Kato/Pool Photo via AP
Menteri Keuangan AS Janet Yellen (kanan) berbicara dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat pembicaraan bilateral mereka di sela-sela pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G7 di Niigata, Jepang, Kamis (11/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan Indonesia akan terus meningkatkan upaya untuk mendorong pertumbuhan dan pembangunan inklusif dengan memberantas kemiskinan ekstrem dan mengurangi gizi buruk (stunting).

"Melalui percepatan reformasi struktural, kami juga fokus mengatasi berbagai kesenjangan, termasuk dalam hal sumber daya manusia, infrastruktur, dan peranan kementerian/lembaga," ujar Sri Mulyani dalam acara Dialog Bersama Negara Mitra G7, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu (13/5/2023).

Baca Juga

Pertumbuhan inklusif adalah pertumbuhan yang menuntut partisipasi semua pihak agar turut andil dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian ketika perekonomian tumbuh, maka kemiskinan, ketimpangan, dan pengangguran akan menurun.

Seluruh upaya tersebut berkaitan dengan kesejahteraan yang sangat penting karena merupakan bagian dari cita-cita Indonesia, yaitu menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mewujudkannya, Sri Mulyani menuturkan Indonesia telah melakukan banyak hal.