Senin 15 May 2023 19:54 WIB

Ingin Dapat Keberkahan Hidup? Lakukan Dua Hal Ini Menurut Ulama Turki

Keberkahan hidup adalah perkara yang dicari umat Islam

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Berdoa (Ilustrasi). Keberkahan hidup adalah perkara yang dicari umat Islam
Foto: Republika/Thoudy Badai
Berdoa (Ilustrasi). Keberkahan hidup adalah perkara yang dicari umat Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ulama dan cendekiawan asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi (1878-1960 M) menjelaskan bahwa membayar zakat dan hidup hemat adalah faktor penyebab datangnya keberkahan dan tambahan nikmat. Jika ingin mendapatkan keberkahan dalam hidup ini, maka lakukanlah dua hal tersebut.   

Nursi mengaku telah menyaksikan berbagai bahaya nyata dan kerugian besar akibat hidup yang berlebihan dan tidak hemat. Hal itu kusaksikan secara konkret dalam wilayah yang luas.  

Baca Juga

Suatu ketika, Nursi pun mendatangi sebuah kota yang penuh berkah. Ketika itu sedang musim dingin sehingga ia tidak bisa melihat berbagai sumber kekayaan alam dan berbagai hal yang dihasilkan oleh kota tersebut. Mufti kota itu kemudian berkata kepadanya, “Penduduk kami hidup miskin.” 

Mufti itu berkali-kali mengulang perkataan tersebut. Mendengar hal itu, Nursi menjadi sangat tersentuh dan tergugah. Dia pun ikut merasakan kepedihan penduduk kota tersebut selama hampir enam tahun.  

Delapan tahun kemudian, Nursi kembali ke sana. Kebetulan saat itu musim panas. Ia pandangi kebun-kebun yang ada di kota tersebut. Lalu seketika Nursi teringat dengan ucapan almarhum mufti di atas. Kuucapkan, “Subhanallah! Hasil panen kebun-kebun ini melebihi kebutuhan seluruh penduduk kota. Mereka sangat mungkin menjadi orang-orang kaya!”  

"Aku pun terdiam heran. Namun beberapa saat kemudian aku mulai memahami hakikat sebenarnya yang tak bisa ditipu oleh kenyataan lahiriah, yaitu bahwa keberkahan telah diangkat dari kota ini akibat pola hidup boros dan berlebihan serta tidak mau hidup hemat," kata Nursi menceritakan dalam bukunya yang berjudul Al-Lamaat terbitan Risalah Nur Press halaman 281. 

Sehingga, tambah dia, pantaslah kalau mufti tadi berkata, “Penduduk kami hidup miskin,” meskipun sumber kekayaan alam yang mereka miliki sangat banyak. 

"Ya, pengalaman dan kenyataan menunjukkan bahwa membayar zakat dan hidup hemat adalah faktor penyebab datangnya keberkahan dan tambahan nikmat. Sebaliknya, hidup berlebihan dan keengganan membayar zakat merupakan faktor penyebab hilangnya keberkahan," jelas Nursi. 

Islam adalah ajaran mengenai luar-dalam, lahir-batin, serta tekstual-kontekstual sekaligus. Penerapan agama bukan hanya melalui fikih dengan pendekatan yang rigid, melainkan juga harus dibuka peluang menerjemahkannya dalam pranata sosial yang lebih fleksibel. Oleh sebab itu, penting bagi kita memahami pesan Alquran surat Al Araf ayat 157:        

الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ يَأْمُررُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ ۚ فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ ۙ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ   

“(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Alquran), mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Baca juga: Mualaf Theresa Corbin, Terpikat dengan Konsep Islam yang Sempurna Tentang Tuhan

Ayat ini secara gamblang menegaskan tiga misi utama Nabi Muhammad SAW, yaitu pertama, amar makruf nahi munkar. Kedua, menjelaskan soal halal dan haram. Ketiga, membebaskan umat dari beban yang mengimpit dan belenggu yang memasung mereka.  

Ketiga misi ini melekat juga kepada kita sebagai para penerus dan pengobar semangat kenabian dan kerasulan Baginda Muhammad SAW. Mendekati permasalahan umat semata dengan misi amar makruf dan nahi munkar belumlah memadai untuk terciptanya kehidupan yang penuh keberkahan. 

Demikian pula, hanya menggunakan pendekatan halal-haram belum akan lahir kehidupan sebagaimana menjadi misi ketuhanan di muka bumi ini. Kedua pendekatan ini harus dilengkapi dengan misi Nabi SAW yang ketiga, yaitu membebaskan umat dari kemiskinan dan kefakiran. 

Sangat mungkin seseorang mampu memenuhi semua kualifikasi syariat dalam melaksanakan sebuah ibadah, tapi mungkin tertolak karena pesan sosial tidak tertunaikan dengan benar. Alquran meminta umat Islam menjadi pembela bagi kelompok tertindas serta golongan yang lemah dan dilemahkan.      

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement