Kamis 18 May 2023 17:45 WIB

Kenya Desak Para Jenderal Sudan Hentikan Pertikaian

Sekitar 850 warga sipil tewas dan ribuan terluka dalam perang saudara di Sudan.

Red: Nidia Zuraya
 Orang-orang yang melarikan diri dari Sudan tiba di Pelabuhan Tanah Qastal yang melintasi antara Mesir dan Sudan, dekat Abu Simbel, Mesir selatan, Rabu (17/5/2023). Menurut PBB, sekitar 200.000 orang telah melarikan diri dari Sudan sejak 15 April setelah konflik bersenjata meletus antara orang-orang Sudan. militer dan milisi RSF (Pasukan Pendukung Cepat).
Foto: EPA-EFE/KHALED ELFIQI
Orang-orang yang melarikan diri dari Sudan tiba di Pelabuhan Tanah Qastal yang melintasi antara Mesir dan Sudan, dekat Abu Simbel, Mesir selatan, Rabu (17/5/2023). Menurut PBB, sekitar 200.000 orang telah melarikan diri dari Sudan sejak 15 April setelah konflik bersenjata meletus antara orang-orang Sudan. militer dan milisi RSF (Pasukan Pendukung Cepat).

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Presiden Kenya William Ruto pada Rabu (17/5/2023) menyeru para jenderal Sudan yang tengah bertikai agar berhenti melakukan hal yang tak ada gunanya. Di hadapan Parlemen Pan-Afrika di Midrand dekat Johannesburg, Ruto mengatakan para jenderal membombardir apa pun, termasuk jalanan, jembatan, dan rumah sakit serta menghancurkan bandara dengan menggunakan peralatan militer yang dibeli dari uang Afrika.

"Kita perlu meminta jenderal-jenderal ini menghentikan omong kosong ini," kata dia seraya menambahkan bahwa kapasitas militer semestinya diarahkan untuk memerangi penjahat dan teroris, bukannya untuk memerangi wanita dan anak-anak serta menghancurkan infrastruktur.

Baca Juga

Ruto menyayangkan Afrika yang tak bisa menghentikan konflik ini mengingat Uni Afrika tidak memiliki kapasitas dalam melakukannya karena upaya perdamaian dan keamanan Sudan tergantung kepada pendanaan dari luar Afrika.

Sekitar 850 warga sipil tewas dan ribuan lainnya terluka dalam perang antara angkatan bersenjata Sudan dengan milisi Pasukan Pendukung Cepat (RSF) yang pecah sejak 15 April. Pertempuran meletus di Sudan bulan lalu setelah memuncaknya perselisihan antara angkatan bersenjata dan RSF yang sudah terjadi dalam beberapa bulan belakangan ini.