Jumat 19 May 2023 15:59 WIB

Dinkes Catat Ada 99 Kasus Terduga Polio di Jakarta Sepanjang Januari-Mei 2023

Kasus infeksi polio, hanya dua sampai lima persen yang akan menunjukkan gejala.

Rep: Eva Rianti/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas puskesmas melakukan vaksinasi polio tahap kedua menggunakan vaksin polio oral bivalen (BOPV) kepada siswa SD (ilustrasi).
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Petugas puskesmas melakukan vaksinasi polio tahap kedua menggunakan vaksin polio oral bivalen (BOPV) kepada siswa SD (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatat jumlah kasus terduga folio di Jakarta pada sepanjang berjalannya 2023 mencapai hampir 100 kasus. Untuk mengantisipasi angka kasus folio yang terus meningkat, imunisasi makin digencarkan.

"Jumlah terduga polio di Jakarta 1 Januari sampai 19 Mei ada 99 kasus, diperiksa sampel tinja 46 kasus, hasil positif birus polio dari pemeriksaan tinja 0, jadi ke-46-nya semua negatif," kata Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Ngabila Salama dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (19/5/2023).

Dari 99 kasus tersebut, perinciannya lima kasus di Jakarta Pusat, 17 kasus di Jakarta Utara, 25 kasus di Jakarta Barat, 18 kasus di Jakarta Timur, dan satu kasus di Kepulauan Seribu. Untuk mencegah terjadinya penambahan kasus polio, Ngabila memastikan, terus meningkatkan capaian imunisasi rutin. Terutama, di daerah padat penduduk dan capaian imunisasi rendah.

"Capaian imunisasi polio di DKI Jakarta sejak 2019 sampai dengan 2022 mencapai target di atas 95 persen kecuali saat pandemi tahun 2020," ujar Ngabila.

Dia meminta masyarakat turut berpartisipasi mencegah sakit polio pada anak-anaknya. Caranya dengan melengkapi imunisasi empat kali untuk polio tetes saat usia 1, 2, 3, 4 bulan, dan dua kali untuk polio suntik saat usia empat dan sembilan bulan.

Juga, kata Ngabila, menjaga kebersihan diri dan lingkungan terutama makanan dan minuman yang dikonsumsi agar tidak tercemar kotoran dan dipastikan sehat dan matang serta mencegah buang air besar sembarangan yang akan mencemari lingkungan.

"Cegah kecacatan dan kematian dengan deteksi dan obati dini anak usia

Pada kasus infeksi polio, sambung dia, hanya dua sampai lima persen yang akan menunjukkan gejala, yang lainnya cenderung tidak bergejala sehingga susah terdiagnosis. "Tetapi, jika tidak dideteksi dini anak bergejala tersebut akan mengalami cacat atau lumpuh permanen yang akan mengganggu produktivitasnya. Bahkan kematian akibat kelumpuhan otot pernafasan," kata Ngabila.

Dia meminta segera melaporkan ke kader, RT, RW, dan puskesmas terdekat untuk diperiksa jika ada kasus polio. Selain itu, ada 44 puskesmas kecamatan di DKI Jakarta yang buka 24 jam dan siap melayani pasien. "Dinkes DKI Jakarta juga melakukan sweeping kasus di seluruh RS Jakarta untuk membedah rekam medis per 1 Januari 2023," kata Ngabila.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement