REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menikah termasuk salah satu sunah nabi. Dengan menikah, umat Islam akan mendapatkan pahala. Namun, tidak semua orang bisa menikah. Di antara sebabnya adalah karena memang belum menemukan calon pasagan yang tepat.
Salah satu amalan yang bisa dilakukan untuk segera mendapatkan jodoh adalah dengan memperbanyak sedekah. Namun, bolehkah bersedekah diiringi niat agar cepat dapat jodoh? Apakah hal itu tidak mengurangi niat ikhlas kita dalam bersedekah?
Dalam buku berjudul “Tanya Jawab Fikih Keseharian” terbitan Grasindo dan NU, KH Mahbub Maafi menjelaskan bahwa banyak hadits yang membicarakan keutamaan sedekah dan besarnya pahala bersedekah. Seperti hadits yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi, Rasulullah SAW bersabda:
Wastanzilur rizqa bisshadaqati
“Minta datangkan rezeki (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah” (HR Baihaqi).
Daawu mardhakum bisshadaqati
“Obati orang yang sakit dari kalian dengan sedekah” (HR Baihaqi).
Baakiru bisshadaqati, fainnal bala’a laa yatakhatthas shadaqata
“Segeralah bersedekah karena sesungguhnya bala tidak bisa melangkahinya.” (HR Baihaqi)
Menurut Mahbub Ma’afi, hadits-hadits tersebut setidaknya mengandung anjuran kepada kita untuk bersedekah dan menunjukkan besarnya pahala bersedekah. Pahala di sini bukan hanya pahala ukhrawi tetapi juga pahala duniawi. Sebab, sedekah bisa menjadi menjadi sebab tertariknya rezeki, kesembuhan penyakit, dan mencegah bala.
Dengan kata lain, lanjut dia, bersedekah dengan mengharapkan kebaikan duniawi seperti kesembuhan atau dijauhkan dari bala itu diperbolehkan. Karenanya, jika dianalogikan dengan itu, bersedekah sembari berharap cepat dapat jodoh juga diperbolehkan, dan tidak dianggap mencederai nilai-nilai keikhlasan.
Terkait dengan amalan yang setidaknya bisa mempercepat jodoh, Mahbub Ma’afi menyarankan untuk memperbanyak istighfar atau meminta ampun kepada Allah kemudian beroda agar cepat diberi jodoh yang baik.
“Di samping itu perbanyak sedekah,” jelas Kiai Mahbub yang kini menjabat sebagai Ketua Bahtsul Masail PBNU.