Senin 22 May 2023 21:04 WIB

Ikapi: Tutupnya Toko Buku Gunung Agung Musibah Besar Bagi Dunia Perbukuan

Ikapi melihat toko buku Gunung Agung sudah alami penurunan penjualan buku.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Nora Azizah
Suasana Toko Buku Gunung Agung, Jakarta, Senin (22/5/2023). Toko Agung merupakan salah satu perintis toko buku dan alat tulis di Indonesia yang sudah berdiri sejak tahun 1953. Akibat dari kerugian operasional yang berdampak pada perusahaan,  PT GA Tiga Belas atau Toko Buku Gunung Agung berencana akan menutup semua tokonya pada akhir tahun ini. Saat ini Toko Buku Agung tersisa hanya lima toko yang tersebar di beberapa daerah seperti Surabaya, Gresik, Magelang, Bogor, Bekasi dan Jakarta.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Suasana Toko Buku Gunung Agung, Jakarta, Senin (22/5/2023). Toko Agung merupakan salah satu perintis toko buku dan alat tulis di Indonesia yang sudah berdiri sejak tahun 1953. Akibat dari kerugian operasional yang berdampak pada perusahaan, PT GA Tiga Belas atau Toko Buku Gunung Agung berencana akan menutup semua tokonya pada akhir tahun ini. Saat ini Toko Buku Agung tersisa hanya lima toko yang tersebar di beberapa daerah seperti Surabaya, Gresik, Magelang, Bogor, Bekasi dan Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), Arys Hilman Nugraha, melihat tutupnya seluruh gerai Toko Buku Gunung Agung sebagai musibah besar bagi dunia perbukuan. Dia mengatakan, jaringan toko yang sudah berjalan selama 70 tahun itu berdiri dengan keterlibatan pendiri bangsa.

"Tentu saja kita harus berduka. Ini adalah sebuah musibah besar bagi dunia perbukuan. Kita tahu ini bukan sembarang toko," ujar Arys kepada Republika.co.id, Senin (22/5/2023).

Baca Juga

Arys menjelaskan, Toko Buku Gunung Agung merupakan jaringan toko buku yang berdiri tidak hanya karena peran pengusaha biasa, tetapi juga peran pendiri bangsa, di antaranya adalah Hatta. Menurut Arys, para pendiri bangsa kala itu sadar, buku adalah sesuatu yang sangat penting yang tak dapat dipisahkan dari sejarah suatu bangsa.

"Mungkin orang tidak tahu di situ ada tokoh-tokoh seperti Bung Hatta yang terlibat di dalamnya sejak awal. Kita tahu Bung Hatta adalah orang yang sangat mencintai buku dan dia mendirikan bangsa kita ini juga dengan kecintaan dia terhadap buku," jelas dia.

Dia juga menyampaikan, Ikapi melihat jaringan gerai Toko Buku Gunung Agung memang sudah mengalami penurunan penjualan buku dalam kurun waktu yang cukup lama. Bahkan, penurunan penjualan buku di sana terjadi bertahun-tahun yang lalu sebelum pandemi Covid-19 melanda.

"Kita tahu pada saat itu mereka sudah menutup beberapa toko di beberapa kota. Jadi yang tahun ini sebenarnya adalah yang terakhir, sisa-sisa yang masih ada yang juga akan ditutup," kata Arys.

Rencana penutupan seluruh gerai Toko Buku Gunung Agung menjadi perbincangan publik belakangan ini. Ada memori-memori yang dibagikan masyarakat di dunia maya terkait keberadaan toko buku yang berdiri pada 1953 itu, ada pula polemik ketenagakerjaan yang timbul dari keputusan penutupan seluruh gerai tersebut.

Dengan tutupnya Toko Buku Gunung Agung pada akhir 2023 ini, maka perjalanan bisnis perbukuan yang dimulai oleh Tjio Wie Tay itu harus terhenti di tahun ke-70. Banyak sudah lika-liku yang dilalui oleh pria yang juga dikenal sebagai Haji Masagung itu dan penerusnya dalam menjalankan usaha tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement