REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemacetan di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan sudah menjadi hal rumah. Namun belakangan, kondisi macet diperparah oleh galian pipa air limbah yang membentang dari kawasan Cilandak hingga Fatmawati.
Berdasarkan pantauan Republika, Senin (12/8/2025) kepadatan di sepanjang Jalan TB Simatupang mengular di kedua arah, yakni arah Cilandak dan arah Fatmawati. Kini, sebagian badan jalan digunakan oleh proyek galian dan beberapa alat material yang diperkirakan baru akan pada akhir 2025.
Rahman (26), merupakan seorang pekerja kantoran di daerah TB Simatupang. Rahman, yang biasa bekerja menggunakan transportasi umum Transjakarta, mengaku memakan waktu lebih lama di perjalanan.
“Kalau macet sih sudah biasa ya, apalagi TB Simatupang. Sudah biasa lah pokoknya, tapi pas banyak galian jadi tambah macet. Sudah gitu jalannya kecil kan, jarak bus yang datang juga jadi lumayan lama,” ujar Rahman saat ditemui Republika, Senin, (11/8/25).
Kayla Putri (25), pekerja yang juga mengandalkan lyanan bus listrik Transjakarta untuk bekerja mengaku harus berangkat lebih awal agar tidak terlambat masuk kerja. “Sekarang tuh harus spare waktu lebih banyak. Biasanya dari rumah ke kantor cuma 40 menit, sekarang bisa sejam lebih, apalagi kalau hujan. Busnya juga suka telat karena kejebak macet di jalur yang sempit gara-gara galian,” keluhnya.
Kemacetan yang parah ini juga dikeluhkan oleh Ananda (24), salah satu penjual es kopi keliling. “Biasanya (sebelum ada galian) saya bisa keliling tiga sampai empat kali di area sini, sekarang paling dua kali saja,” kata Ananda.

Menurut penuturannya, kemacetan ini memengaruhi aktivitas jualan kelilingnya. “Ngaruh sih, soalnya kelilingnya jadi kurang leluasa karena macet itu,” kata dia.
Ananda menjelaskan, macet yang biasanya terjadi di Jalan TB Simatupang itu terjadi ketika jam berangkat dan pulang kerja. Namun kini, karena ada beberapa proyek galian, macet itu juga terjadi di siang hari. Dia mengaku jika siang hari bisa mobilisasi lebih tinggi untuk menjangkau pembeli.
“Biasanya lancar siang, itu masih bisa bolak-balik. Kalo pagi sama sore udah nggak bisa gerak,” jelasnya.
Proyek galian pipa di TB Simatupang ini disebut sebagai bagian dari upaya perbaikan infrastruktur utilitas kota. Meski manfaatnya diharapkan besar dalam jangka panjang, proses pengerjaannya berdampak langsung pada mobilitas harian warga.
Dinas Perhubungan DKI Jakarta sebelumnya telah mengimbau masyarakat agar mengatur ulang jadwal keberangkatan dan mempertimbangkan penggunaan transportasi umum untuk mengurangi kemacetan. Namun, bagi pengguna bus listrik seperti Rahman dan Kayla Putri, solusi tersebut belum banyak membantu karena moda transportasi umum pun ikut terjebak di kemacetan yang sama. Pada kenyataannya, kemacetan di TB Simatupang masih sulit terurai, apalagi pada jam-jam sibuk.
Sejumlah warga berharap pengerjaan proyek galian ini dapat dipercepat atau setidaknya dilengkapi dengan pengaturan lalu lintas yang lebih efektif. “Kalau bisa kerjaannya dikebut, soalnya kita kan tiap hari lewat sini. Jangan sampai sampai akhir tahun depan masih kayak gini,” tutup Rahman.