Selasa 23 May 2023 10:50 WIB

Ssstt...Diam-Diam Militer AS Siapkan Bom untuk Menghancurkan Fasilitas Nuklir Iran

Militer AS menghapus unggahan foto bom penghancur nuklir Iran.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Dalam foto satelit ini dari Planet Labs PBC, situs nuklir Natanz Iran terlihat 14 Maret 2022. Militer Amerika Serikat (AS) mengunggah foto bom yang dirancang untuk menembus jauh ke dalam bumi, dan menghancurkan fasilitas nuklir bawah tanah Iran yang dapat digunakan untuk memperkaya uranium. Angkatan Udara AS pada 2 Mei merilis foto senjata langka, GBU-57, yang dikenal sebagai 'Massive Ordnance Penetrator'.
Foto: Planet Labs PBC via AP
Dalam foto satelit ini dari Planet Labs PBC, situs nuklir Natanz Iran terlihat 14 Maret 2022. Militer Amerika Serikat (AS) mengunggah foto bom yang dirancang untuk menembus jauh ke dalam bumi, dan menghancurkan fasilitas nuklir bawah tanah Iran yang dapat digunakan untuk memperkaya uranium. Angkatan Udara AS pada 2 Mei merilis foto senjata langka, GBU-57, yang dikenal sebagai 'Massive Ordnance Penetrator'.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Militer Amerika Serikat (AS) mengunggah foto bom yang dirancang untuk menembus jauh ke dalam bumi, dan menghancurkan fasilitas nuklir bawah tanah Iran yang dapat digunakan untuk memperkaya uranium. Angkatan Udara AS pada 2 Mei merilis foto senjata langka, GBU-57, yang dikenal sebagai 'Massive Ordnance Penetrator'.

Namun, Angkatan Udara AS kemudian menghapus foto tersebut, karena foto itu mengungkapkan detail sensitif tentang komposisi dan pukulan senjata. Publikasi foto-foto tersebut muncul ketika The Associated Press melaporkan bahwa Iran membuat progres dalam membangun fasilitas nuklir, yang kemungkinan berada di luar jangkauan GBU-57, yang dianggap sebagai senjata terakhir militer AS untuk menghancurkan bunker bawah tanah.

Baca Juga

Foto dan video dari Planet Labs PBC menunjukkan, Iran telah menggali terowongan di gunung dekat situs nuklir Natanz, yang telah berulang kali diserang sabotase di tengah buntunya kesepakatan Teheran dengan Barat atas program atomnya. Laporan pada Senin (22/5/2023) muncul di tengah lonjakan ketegangan Iran-AS dan terhentinya diplomasi antara kedua negara.

"Penyelesaian fasilitas semacam itu akan menjadi skenario mimpi buruk yang berisiko memicu spiral eskalasi baru,” kata Direktur Kebijakan Nonproliferasi di Asosiasi Pengendalian Senjata yang berbasis di Washington, Kelsey Davenport.