Kamis 25 May 2023 09:07 WIB

Jelang Pemilu Putaran Kedua, Partai Erdogan Malah Terpecah?

Jelang pemilihan putaran kedua, Erdogan mengisyaratkan kemungkinan perubahan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
 Kandidat Presiden Turki dan Aliansi Rakyat Recep Tayyip Erdogan, berbicara kepada para pendukungnya saat kampanye pemilu di Istanbul, Turki, Senin (22/5/2023).
Foto: AP Photo/Khalil Hamra
Kandidat Presiden Turki dan Aliansi Rakyat Recep Tayyip Erdogan, berbicara kepada para pendukungnya saat kampanye pemilu di Istanbul, Turki, Senin (22/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Beberapa hari sebelum pemilihan presiden putaran kedua Turki, ada ketidaksepakatan dan ketidakpastian dalam pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan mengenai program ekonomi. Menurut wawancara dengan sembilan sumber, yang terdiri dari pejabat pemerintah atau orang lain yang memiliki pengetahuan langsung tentang masalah ini, kelompok informal anggota partai berkuasa telah berkumpul dalam beberapa minggu terakhir untuk membahas bagaimana mereka dapat mengadopsi kebijakan baru kenaikan suku bunga secara bertahap dan pinjaman.

Empat sumber yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, Erdogan tidak terlibat langsung dalam pembicaraan, termasuk beberapa anggota Partai AK yang berada di luar pemerintahan tetapi memegang posisi senior di masa lalu. Di sisi lain pejabat dan anggota kabinet secara terbuka menyatakan, mereka ingin program saat ini tetap berjalan dengan meningkatkan ekspor dan pertumbuhan ekonomi melalui penurunan suku bunga dan pasar valas, kredit, dan utang yang dikelola dengan ketat.

Baca Juga

Dengan jatuhnya cadangan devisa, beberapa analis mengatakan Turki dapat menghadapi kehancuran ekonomi lainnya karena inflasi melonjak lagi dan membebani neraca pembayarannya. Hal ini dapat dicegah jika pemerintah mengubah arah.

"Mereka sedang mempelajari model ekonomi baru, karena model yang ada tidak dapat dipertahankan. Pada dasarnya, itu akan secara bertahap menaikkan suku bunga dan mengakhiri struktur penggunaan beberapa suku bunga," kata seorang pejabat senior yang mengetahui masalah tersebut.