REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) meyakini kemampuan perbankan syariah berkompetisi dan menjadi pemain utama di industri perbankan nasional yang ditopang dengan semakin solidnya ketahanan, baik dari sisi modal, pembiayaan serta dana pihak ketiga (DPK).
Melalui keterangan yang disampaikan pada Kamis (25/5/2023), Ketua Umum Asbisindo Hery Gunardi mengatakan, sejak 2022 hingga saat ini kondisi ketahanan perbankan syariah semakin solid. Hal ini tecermin dari rasio kecukupan modal (CAR) Bank Umum Syariah (BUS) yang mencapai 26,28 persen.
Di saat yang sama, fungsi intermediasi perbankan syariah juga berjalan dengan baik. Per Januari 2023, penyaluran pembiayaan syariah tumbuh 20,70 persen yoy menjadi Rp 503 triliun atau hampir dua kali lipat dari persentase pertumbuhan perbankan nasional. Lalu, dana pihak ketiga tumbuh 12,14 persen yoy menjadi Rp 616 triliun. Adapun dari sisi aset, perbankan syariah membukukan pertumbuhan aset sebesar 15,84 persen yoy menjadi Rp 786 triliun.
"Tantangan kita (perbankan syariah) sekarang adalah harus merapikan model bisnis kita," ujar Hery dalam silaturahmi Asbisindo.