Kamis 25 May 2023 16:51 WIB

Asbisindo: Perbankan Syariah Semakin Solid

Bank syariah masih punya PR merapikan model bisnis dan memperbesar pangsa pasar.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Fuji Pratiwi
Ketua Umum Perkumpulan Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Hery Gunardi. Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) meyakini kemampuan perbankan syariah berkompetisi dan menjadi pemain utama di industri perbankan nasional yang ditopang dengan semakin solidnya ketahanan, baik dari sisi modal, pembiayaan serta dana pihak ketiga (DPK).
Foto: Dok. Asbisindo
Ketua Umum Perkumpulan Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Hery Gunardi. Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) meyakini kemampuan perbankan syariah berkompetisi dan menjadi pemain utama di industri perbankan nasional yang ditopang dengan semakin solidnya ketahanan, baik dari sisi modal, pembiayaan serta dana pihak ketiga (DPK).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) meyakini kemampuan perbankan syariah berkompetisi dan menjadi pemain utama di industri perbankan nasional yang ditopang dengan semakin solidnya ketahanan, baik dari sisi modal, pembiayaan serta dana pihak ketiga (DPK).

Melalui keterangan yang disampaikan pada Kamis (25/5/2023), Ketua Umum Asbisindo Hery Gunardi mengatakan, sejak 2022 hingga saat ini kondisi ketahanan perbankan syariah semakin solid. Hal ini tecermin dari rasio kecukupan modal (CAR) Bank Umum Syariah (BUS) yang mencapai 26,28 persen.

Baca Juga

Di saat yang sama, fungsi intermediasi perbankan syariah juga berjalan dengan baik. Per Januari 2023, penyaluran pembiayaan syariah tumbuh 20,70 persen yoy menjadi Rp 503 triliun atau hampir dua kali lipat dari persentase pertumbuhan perbankan nasional. Lalu, dana pihak ketiga tumbuh 12,14 persen yoy menjadi Rp 616 triliun. Adapun dari sisi aset, perbankan syariah membukukan pertumbuhan aset sebesar 15,84 persen yoy menjadi Rp 786 triliun.

"Tantangan kita (perbankan syariah) sekarang adalah harus merapikan model bisnis kita," ujar Hery dalam silaturahmi Asbisindo.

Namun, Hery juga mengingatkan bila masih ada pekerjaan rumah yang harus dibenahi oleh Asbisindo, yaitu meningkatkan pangsa pasar perbankan syariah dalam negeri yang masih rendah, yakni sekitar 7 persen. Ia menyebut perbankan syariah memiliki ceruk pasar tersendiri sehingga masih memiliki kesempatan luas untuk bertumbuh dan bersaing dengan perbankan lainnya dari sisi pangsa pasar.

Survei yang dilakukan Bank Syariah Indonesia (BSI), dari 100 persen preferensi masyarakat terhadap perbankan syariah, sekitar 21 persen adalah kaum universalis. Segmen ini memang loyal punya rekening di perbankan syariah tidak peduli apa pun yang terjadi, rekening mereka tetap di perbankan syariah.

Kemudian 23 persen-25 persen adalah kaum konformis. Segmen ini adalah mereka akan punya rekening di perbankan syariah sepanjang bank syariah itu bisa memberikan manfaat yang sama dengan bank lain dan memiliki harga yang bersaing.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement