Kamis 25 May 2023 20:38 WIB

Orang Tua Salahkan Media Sosial Atas Memburuknya Kesehatan Mental Anaknya

Topik diet juga disebut berdampak negatif terhadap citra tubuh anak muda.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Media sosial alias medsos (ilustrasi). Media sosial dapat memengaruhi segala hal, mulai dari pilihan belanja hingga persepsi tentang kecantikan.
Foto: www.freepik.com
Media sosial alias medsos (ilustrasi). Media sosial dapat memengaruhi segala hal, mulai dari pilihan belanja hingga persepsi tentang kecantikan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi terbaru dari AS menunjukkan bahwa orang tua mulai kewalahan dengan media sosial yang dinilai berdampak besar pada kesehatan mental anak. Hal ini terutama terjadi pada kesehatan mental anak-anak dan remaja, yang telah memburuk secara signifikan sejak pandemi Covid-19.

Faktanya, satu dari tujuh anak muda berusia 10 hingga 19 tahun (14 persen) mengalami gangguan kesehatan mental, menurut data yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2021. Namun, apakah pandemi saja yang menjelaskan penurunan kesehatan mental anak muda ini?

Baca Juga

Menurut para orang tua, tentu saja jawaban anak "tidak". Menurut studi yang dilakukan The Harris Poll dengan tajuk The On Our Sleeves Movement For Children's Mental Health, para orang tua percaya bahwa jejaring sosial memainkan peran utama dalam memengaruhi kesejahteraan anak-anak mereka.

Setengah dari orang tua yang memiliki anak di bawah 18 tahun menganggap bahwa kesehatan mental anak mereka memburuk selama 12 bulan terakhir karena media sosial. Selain itu, jumlah orang tua yang merasa nyaman untuk mendiskusikan masalah kesehatan mental dengan anak-anak mereka menurun, dari 91 persen pada tahun 2022 menjadi hanya 86 persen pada tahun 2023.

Studi ini juga menemukan bahwa lebih dari dua pertiga orang tua yang disurvei (69 persen) percaya bahwa fitur edit foto dan filter yang populer di media sosial memiliki dampak negatif pada citra tubuh anak-anak mereka, atau harga diri.

Mayoritas orang tua juga setuju (65 persen) bahwa topik-topik yang berkaitan dengan penampilan di media sosial, seperti diet dan olahraga, memiliki dampak negatif terhadap citra tubuh generasi muda, yaitu mereka yang berusia di bawah 18 tahun.

"Perasaan seorang anak tentang tubuh mereka dapat memengaruhi kesehatan mental mereka. Kita tahu bahwa media sosial dapat memengaruhi segala hal, mulai dari pilihan belanja hingga persepsi tentang kecantikan, dan sayangnya anak-anak adalah yang paling rentan terhadap ekspektasi citra tubuh yang tidak realistis yang ditetapkan oleh platform-platform ini" kata dr Erin McTiernan, psikolog anak di Nationwide Children’s Hospital sekaligus peneliti studi, seperti dilansir dari Malay Mail, Kamis (25/5/2023).

Survei ini juga beberapa aspek positif dari media sosial, baik dari segi komunikasi, informasi, solidaritas, atau perjuangan melawan kesepian dan isolasi. Meski begitu, penggunaan media sosial tampaknya semakin dibayangi oleh efek yang lebih berbahaya.

Hampir sepertiga orang Amerika (35 persen) sekarang mengatakan bahwa media sosial memiliki pengaruh positif terhadap kesehatan mental anak-anak, dibandingkan dengan 43 persen pada 2022. Hal ini terlepas dari fakta bahwa berbagai langkah keamanan kini telah diterapkan di beberapa platform tersebut.

"Ini adalah langkah positif, tetapi orang tua tidak bisa percaya bahwa ini sudah cukup. Media sosial memiliki kemampuan untuk meningkatkan kecemasan dan depresi pada anak-anak ketika digunakan secara tidak tepat, serta berpotensi membuka mereka untuk berbagi yang tidak pantas, bahasa yang menyakitkan, perundungan, dan banyak lagi," jelas Dr Ariana Hoet, psikolog anak di Nationwide Children’s Hospital.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement