REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin mengatakan pada Kamis (25/5/2023), sekutu Eropa sedang mengembangkan program terkoordinasi untuk melatih pasukan Ukraina dengan jet tempur F-16. Hanya saja, pengerahan armada itu bukan solusi ajaib untuk perang melawan Rusia.
Austin mengatakan, sekutu mengakui pelatihan saja tidak cukup. Ukraina juga harus mampu mempertahankan dan memelihara pesawat dan memiliki amunisi yang cukup.
Menurut kepala Pentagon itu, sistem pertahanan udara masih merupakan senjata yang paling dibutuhkan Ukraina dalam upaya yang lebih luas untuk mengendalikan wilayah udara. Austin mengatakan, menteri pertahanan Belanda dan Denmark bekerja sama dengan AS dalam upaya tersebut. Norwegia, Belgia, Portugal, dan Polandia telah menawarkan untuk berkontribusi dalam pelatihan pasukan Ukraina.
Selain itu, sekutu akan menyiapkan dana sehingga negara-negara lain dapat berkontribusi dalam upaya keseluruhan. “Kami mengharapkan lebih banyak negara untuk bergabung dengan inisiatif penting ini,” kata Austin.
Austin mengatakan, pelatihan tersebut adalah contoh penting dari komitmen jangka panjang kami terhadap keamanan Ukraina. Dia sebelumnya sempat menyinggung pelatihan untuk pilot Ukraina dengan jet tempur F-16 buatan AS akan dimulai dalam beberapa minggu mendatang.
“Tidak ada senjata ajaib,” kata Kepala Staf Gabungan Jenderal Angkatan Darat Mark Milley yang berbicara bersama Austin pada konferensi pers Pentagon memberikan peringatan.
Milley mengatakan, menyediakan 10 unit F-16 dapat menelan biaya dua miliar dolar AS, termasuk pemeliharaan. “Rusia memiliki seribu pesawat tempur generasi keempat dan kelima, jadi jika Anda akan melawan Rusia di udara, Anda akan membutuhkan sejumlah besar pesawat tempur generasi keempat dan kelima," ujarnya.
Menurut Milley, sekutu melakukan hal yang benar dengan pertama-tama memberi Ukraina sejumlah besar pertahanan udara terintegrasi untuk menutupi ruang pertempuran. Dia mengatakan, F-16 memiliki peran masa depan sebagai bagian dari kemampuan udara Ukraina.
"Tapi akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membangun angkatan udara dengan ukuran dan ruang lingkup serta skala yang diperlukan," kata Milley.
Sekutu Eropa sangat vokal dalam mendukung pelatihan jet tempur dalam beberapa hari terakhir. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell telah menyatakan beberapa hari lalu, pelatihan untuk pilot Ukraina telah dimulai di Polandia dan beberapa negara lain.
Tapi, Menteri Pertahanan Polandia Mariusz Blaszczak mengatakan, pelatihan masih dalam tahap perencanaan. Belanda dan Denmark juga baru membuat rencana pelatihan.
“Kami dapat melanjutkan dan juga menyelesaikan rencana yang kami buat dengan Denmark dan sekutu lainnya untuk memulai pelatihan ini. Dan tentu saja, itu langkah pertama yang harus Anda ambil,” kata Menteri Pertahanan Belanda Kajsa Ollongren.