Sabtu 27 May 2023 14:10 WIB

Erdogan Genjot Pemulangan Imigran Suriah Jelang Pemilu Putaran Kedua

Turki jadi negara tuan rumah pengungsi terbesar di dunia.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Migran Suriah Omar Al-Mohammad, istri dan putranya Faruk di distrik Ulus, bagian lama ibu kota Turki, Ankara, Turki, Minggu, 23 Oktober 2022. Ratusan pria dan anak laki-laki Suriah ditahan, dipukuli, dan dikembalikan secara paksa ke negara mereka. oleh pihak berwenang Turki selama periode enam bulan, sebuah kelompok hak asasi manusia terkemuka mengatakan Senin, 24 Oktober. Pemerintah Turki di masa lalu telah menolak tuduhan memulangkan pengungsi secara paksa ke Suriah.
Foto: AP Photo/Burhan Ozbilici
Migran Suriah Omar Al-Mohammad, istri dan putranya Faruk di distrik Ulus, bagian lama ibu kota Turki, Ankara, Turki, Minggu, 23 Oktober 2022. Ratusan pria dan anak laki-laki Suriah ditahan, dipukuli, dan dikembalikan secara paksa ke negara mereka. oleh pihak berwenang Turki selama periode enam bulan, sebuah kelompok hak asasi manusia terkemuka mengatakan Senin, 24 Oktober. Pemerintah Turki di masa lalu telah menolak tuduhan memulangkan pengungsi secara paksa ke Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sedang mengupayakan pemulangan bagi para pengungsi Suriah ke negara asal. Agenda ini semakin didorong usai kubu oposisi Turki Kemal Kilicdaroglu berkampanye dalam retorika anti-migran untuk menarik suara dalam putaran kedua pemilihan presiden pada Ahad (28/5/2023).

Keterbukaan Turki di bawah pemerintahan Erdogan terhadap pengungsi Suriah membuat lebih dari 3,7 juta warga Suriah tinggal di Turki. Jumlah tersebut menjadikan Turki negara tuan rumah pengungsi terbesar di dunia.

Baca Juga

Mereka bermigrasi akibat dampak perang saudara sejak awal 2011. Ketika itu Presiden Bashar al-Assad menindak protes pro-demokrasi kemudian pecah menjadi perang saudara.

Tapi, kondisi ekonomi yang terus melemah di Turki, membuat putaran balik bagi Erdogan dalam menyikapi pengungsi. Pada Mei 2022, Erdogan mengumumkan akan membuat kebijakan yang mengembalikan satu juta pengungsi Suriah kembali ke tanah airnya.

Saat itu, Erdogan mengklaim 50 ribu orang telah siap kembali ke Suriah secara sukarela. Pengumuman ini didorong dengan hasil survei yang menyatakan 85 persen warga Turki menolak ketersediaan negara itu menerima jutaan pengungsi.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menyatakan pada Jumat (26/5/2023), lebih dari 550 ribu pengungsi Suriah di Turki telah kembali ke daerah-daerahnya. Dia mengatakan dikutip dari Anadolu Agency, 240 ribu rumah akan dibangun di Suriah utara, tempat sejuta pengungsi akan dimukimkan.

Retorika anti-migran semakin terlihat jelas dari sisi Erdogan saat pemimpin ultranasionalis Sinan Ogan bergabung usai putaran pertama pemilihan presiden. Namun, dari pihak oposisi pun memiliki dukungan sayap kanan dengan bergabungnya Umit Ozdag dari Victory Party dengan kemenangan 1,2 juta suara.

Bahkan kubu Erdogan melakukan serangan menggunakan video yang dimanipulasi pada rapat umum. Video itu untuk menghubungkan saingannya dengan PKK milisi Kurdi yang dianggap sebagai kelompok teror di Barat dan Turki. Erdogan mengatakan, kemenangan Kilicdaroglu berarti organisasi teroris akan menang.

Menurut BBC, sasaran kubu Erdogan adalah partai besar HDP pro-Kurd yang mendukung Kilicdaroglu. Namun HDP menyangkal klaim yang diberikan oleh presiden pejawat tersebut. HDP mengaku mendukung Kilicdaroglu karena menginginkan diakhirinya perubahan rezim satu orang di Turki.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement