REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gemulai para penari menyambut puluhan awak media peserta Jurnalis Journey to Tebar Hewan Kurban 1444 H Dompet Dhuafa (DD) di gedung Sobokartti, lingkungan Kebonagung, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Sebanyak tujuh penari dari Perkumpulan Kesenian (PK) Sobokartti mempersembahkan Tari Gambyong Pareanom, khusus untuk menyambut rombongan jurnalis peserta visitasi ke sejumlah lini program DD di wilayah Jateng tersebut.
"Di sini (PK Sobokartti) merupakan tempat DD mengimplementasikan lini program Dakwah dan Budaya, dengan spesifikasi program 'Serambi Budaya' Sobokartti," ungkap Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jateng, Zaini Tafrikhan.
Program Serambi Budaya, jelasnya, merupakan salah satu program pendampingan DD yang berfokus pada kiat-kiat untuk melestarikan budaya dan tradisi khas/asli Indonesia. Di wilayah Kota Semarang, program ini bekerja sama dengan PK Sobokartti.
Sobokartti merupakan sebuah perkumpulan yang bergerak di bidang seni/budaya pertunjukan, seperti sanggar tari tradisional, seni perwayangan dan seni karawitan, serta yang terakhir seni batik, yang sudah berdiri di Kota Semarang sejak 5 Maret 1920.
Secara konkret, DD hadir sejak 2022 untuk memberikan dukungan operasional bagi para pelatih di PK Sobokartti. Maka jika biasanya honor pelatih hanya mengandalkan dari hasil iuran mereka yang belajar berkesenian, sekarang turut didukung DD.
Melalui dukungan ini, memungkinkan bagi pelatih di Perkumpulan Kesenian Sobokartti mendapatkan honor lebih sebagai tambahan penghasilan dan kesejahteraan dalam melestarikan budaya dan kesenian tradisional di Kota Semarang.
Dengan demikian seni budaya Jawa khususnya di Kota Semarang akan terus berkembang dan akan banyak lagi generasi muda yang mencintai dan terlibat dalam melestarikan berbagai kesenian dan budaya tradisional.
Dukungan DD Jateng kepada Perkumpulan Kesenian Sobokartti di tahun pertama ini, masih kata Zaini, nantinya dievaluasi seberapa besar manfaat serta dampak positif yang dirasakan bagi perkumpulan kesenian Sobokartti sebagai acuan untuk keberlanjutan program.
"Tetapi insya Allah, jika melihat manfaat dan dampak positifnya program Serambi Budaya Sobokartti ini akan kami teruskan untuk mendukung upaya pelestarian kesenian dan budaya tradisional di Kota Semarang," tegasnya.
Seksi Budaya Perkumpulan Kesenian Sobokartti, Darmadi menuturkan, program Serambi Budaya yang digulirkan DD Jateng ini nilai kemanfaatannya telah dapat dirasakan oleh para pelatih perkumpulan kesenian Sobokartti.
Di Perkumpulan Kesenian Sobokarti penerima manfaat program Serambi Budaya ada sebanyak 12 orang pelatih. Rinciannya pelatih tari sebanyak tujuh orang, pelatih karawitan tiga orang, serta pelatih seni pedalangan ada dua orang.
Sebelumnya, honor yang diberikan kepada para pelatih tersebut mengandalkan iuran dari peserta pelatihan seni/budaya, yang dikenakan biaya Rp 50 ribu per orang untuk delapan kali pertemuan. Dari iuran yang terkumpul, tiap pelatih rata-rata mendapatkan honor Rp 150 ribu- Rp 200 ribu per bulan.
Dengan kehadiran program Serambi Budaya, DD Jateng memberikan dukungan honor untuk tiap- tiap pelatih Rp 300 ribu per bulan, sebagai bentuk kepedulian terhadap keberlanjutan kesenian tradisional di Kota Semarang.
"Tentu dukungan DD ini sangat berarti dan bermanfaat bagi para pelatih dan keberlanjutan perkumpulan kesenian Sobokartti ke depan," tegas Darmadi didampingi Seksi Karawitan Perkumpulan Kesenian Sobokartti, Slamet Riyanto.