Kamis 01 Jun 2023 13:14 WIB

Husnul Khatimah atau Suul Khatimah? Lihat Petunjuk yang Diberikan Malaikat Ini

Kematian husnul khatimah merupakan dambaan setiap orang yang beriman

Rep: Andrian Saputra / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi kematian. Kematian husnul khatimah merupakan dambaan setiap orang yang beriman
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Ilustrasi kematian. Kematian husnul khatimah merupakan dambaan setiap orang yang beriman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Ada SWT orang-orang yang dikehendaki Allah menjadi baik di pengujung hidupnya sehingga dia meninggal dalam keadaan husnul khatimah. 

Namun ada juga orang-orang yang dikehendaki Allah SWT menjadi buruk pengujung hidupnya sehingga dia meninggal dalam keadaan suul khatimah. Semuanya kembali kepada manusianya masing-masing.

Baca Juga

Seseorang yang dikehendaki Allah SWT menjadi baik pengujung hidupnya sehingga dia meninggal dalam keadaan husnul khatimah, adalah karena mampu mengalahkan nafsu dalam dirinya sehingga dapat menahan diri dari maksiat, dia mampu dan mengontrol hati dan badannya untuk menempuh hidayah dan taufik Allah SWT sehingga dia itupun menjadi saleh amalnya di pengujung hidupnya.  

Setahun sebelum kematiannya, Allah SWT mengirimkan malaikat untuk senantiasa memberikan petunjuk dan bimbingan kepada orang tersebut agar semakin dekat dengan Allah SWT. Malaikat membimbingnya kepada mengerjakan amal-amal yang disenangi Allah SWT, menunjukinya tempat-tempat yang di ridhai Allah SWT.  

Dan saat ajal menjemputnya, dia meninggal dalam keadaan husnul khatimah sehingga orang-orang pun membicarakan tentang bagusnya akhir hidupnya. 

Orang yang meninggal husnul khatimah itu pun bangga dan gembira ketika mendapati amalnya yang banyak, dia merasa senang dan rindu untuk bertemu dengan Allah SWT, sebab Allah  SWT pun sangat senang dan rindu bertemu dengannya.  

Sebaliknya seseorang yang dikehendaki Allah SWT menjadi buruk pengujung hidupnya sehingga dia meninggal dalam keadaan suul khotimah itu disebabkan perilaku manusia itu sendiri. 

Orang tersebut tak mau mengerjakan apa-apa yang diperintahkan Allah SWT dan apa yang dilarang-Nya. Padahal Allah SWT telah mengirimkan penolong-penolong baginya yang memberi peringatan-peringatan, seperti orang-orang saleh di sekelilingnya, memberikan rasa sakit agar bertobat, hingga memberikan peringatan melalui kematian orang-orang terdekat. Tetapi itu tak membuatnya sadar juga.  

Dia justru larut dalam kemaksiatan. Karena gelap hatinya dan jauh dari Allah SWT,  Setan pun semakin dekat menjelang kematiannya. 

Setahun sebelum mati, Setan semakin getol menyesatkannya agar dia mati suul khatimah. Maka dia pun mati dalam keadaan berkubang dosa. Lalu orang-orang mencibir kematiannya yang suul khotimah. Dan dia pun merasakan kehinaan karena banyaknya dosa yang ditanggung, dan besarnya azab yang akan diterimanya. Karena itu ketika ajal datang padanya dan diperlihatkan oleh Allah SWT azab yang akan menimpanya, orang-orang seperti ini menolak kematian, menolak berjumpa dengan Allah SWT. Dan sejatinya Allah SWT lebih tidak suka berjumpa dengan orang-orang ini.  

Baca juga: Mualaf Lourdes Loyola, Sersan Amerika yang Seluruh Keluarga Intinya Ikut Masuk Islam

Keterangan ini sebagaimana berlandaskan sebuah riwayat dari Aisyah radhiyallahu anha yang juga dinukilkan Imam Qurthubi dalam kitab at-Tadzkirah

إذا أراد الله بعبد خيرا قيض له قبل موته بعام ملكا فسدده ووفقه حتى يقول الناس: مات فلان خير ما كان، فإذا حضر ورأى ثوابه تهوع نفسه، (أو قال تهوعت نفسه) فذلك حين أحب لقاء الله، وأحب الله لقاءه، وإذا أراد الله بعبد شرا قيض له قبل موته بعام شيطانا فأضله وفتنة، حتى يقول الناس: مات فلان شر ما كان، فإذا حضر ورأى ما ينزل به من العذاب تثلغ نفسه فذلك حين يكره لقاء الله وكره الله لقاءه.

“Apabila Allah menghendaki pada seorang hamba kebaikan, Allah mengutus malaikat baginya setahun sebelum dia mati untuk memberikan petunjuk dan pemahaman padanya (menjadi orang saleh), sehingga orang-orang berkata: " si Fulan Mati dalam keadaan baik'. Maka ketika dia menyaksikan dan melihat pahalanya, dirinya akan terkejut merasa senang. (Atau dia berkata: diriku terkejut). Maka ketika itulah dia senang bertemu dengan Allah, dan Allah senang bertemu dengannya.  

Dan ketika Allah menghendaki pada seorang hamba keburukan, maka setan akan menyesatkannya setahun sebelum kematiannya dan menimpakan fitnah padanya sehingga orang-orang akan berkata, "si Fulan mati dalam keadaan buruk'." Maka ketika dia menyaksikan dan melihat apa-apa yang akan menimpanya dari azab-azab, terdiam lah dirinya. Maka ketika itu dia tak mau bertemu dengan Allah dan Allah pun lebih tak mau berjumpa dengan orang itu.”     

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement