Kamis 01 Jun 2023 18:00 WIB

Belajar dari Kegagalan Lima Merek VR/AR, dari Google hingga Microsoft

Industri ini tidak dapat memecahkan apa yang sekarang disebut ruang Extended Reality.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Natalia Endah Hapsari
Nama besar raksasa teknologi pun tidak selalu berhasil menjual produk seperti bermacam-macam teknologi imersif.
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Nama besar raksasa teknologi pun tidak selalu berhasil menjual produk seperti bermacam-macam teknologi imersif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Saat Apple baru saja memperkenalkan jajaran laptop PowerBook di awal tahun 90-an dan Sony memulai debutnya dengan Data Discman, Sega diam-diam mengerjakan perangkat yang akan menjadi headset VR pertama.

Meskipun Sega headset VR tidak pernah berhasil masuk ke pasar, idenya adalah menghadirkan pengalaman bermain game yang imersif dan realistis melalui headset.

Baca Juga

Bertahun-tahun kemudian, dan terlepas dari lompatan besar dalam teknologi, industri ini tidak dapat memecahkan apa yang sekarang disebut ruang Extended Reality (XR): bermacam-macam teknologi imersif yang mencakup virtual reality (VR), augmented reality (AR), dan mixed reality (MR).

Melansir dari Indian Express, Kamis (1/6/2023), ada lima merek besar yang gagal di pasar VR/AR, dan apa yang dapat dipelajari dari mereka.