BOYANESIA – Salam toghellen (saudara)... Ceramah Ustaz Adi Hidayat tentang Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) viral di media sosial. Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya dinilai tidak memojokkan kaum LGBT.
Berikut ceramah lengkap Ustaz Adi Hidayat seperti dikutip dari video yang diunggah akun Twitter @crystalitesn. Video ini pun sudah ditonton lebih dari 230 ribu kali.
Ini dia yang disampaikan Ustaz Adi Hidayat:
“LGBT itu bukan fitrah yang melekat pada manusia, LGBT adalah dampak dari pengaruh-pengaruh lingkungan, pengaruh-pengaruh sikap dan sifat dalam interaksi yang menjadikan beberapa kalangan manusia merasa seakan-akan bergeser dari keadaan mula dia diciptakan.
Ini bukan situasi normal, ini bukan lah fitrah. Karena justru Mempertahankan keadaan ini akan menghambat kemajuan-kemajuan, generasi yang diharapkan muncul kemudian, atau bahkan berpengaruh kepada aktivitas-aktivitas yang telah kita bangun berdasarkan fitrah dalam berkehidupan.
Karena itu, cara menghormati LGBT adalah dengan mengembalikannya kepada fitrah. Tetap, kita tidak boleh memandang rendah teman-teman, sahabat-sahabat, saudara-saudara kita yang terkontaminasi dengan penyakit yang dimaksudkan.
Ini bisa disembuhkan, ini bisa dibantu, ini bisa dikembalikan dan jangan pernah difasilitasi atau kemudian ditampilkan pesan seakan-akan ini benar, ini sesuai dengan fitrah, ini legal. Jadi, mana mungkin ada seseorang yang terlahir dari hubungan antar laki-laki dengan laki-laki atau perempuan dengan perempuan.
Toh misalnya, bila adapun seseorang yang terjangkiti penyakit LGBT inik, tentu sebelumnya ia terlahir dari rahim seorang ibu yang punya hubungan dengan seorang ayah, pun demikian ada laki-laki ada perempuannya.
Tentu kita tidak ingin generasi ke depan terputus karena hadirnya persoalan-persoalan yang dimaksudkan. Karena itu, di konteks ini kita menghargai nilai-nilai kemanusiaan yang melekat pada para pelaku LGBT, yang dengan penghargaan itu kita membantu mendoakan untuk sembuh, membantu secara medis untuk kembali, membagikan terapi-terapi yang sesuai dengan fitrah-fitrah saat dia diciptakan.
Dan pada saat yang sama, orang-orang yang boleh jadi tidak terindikasi atau memiliki sifat-sifat demikian sudah selayaknya membantu dengan cara yang tadi sudah kita sebutkan bersama; mengarahkan, mengembalikan, melakukan terapi, membantu memberikan pencerahan-pencerahan sehingga mereka kembali kepada fitrah yang benar, bukan memberikan ruang untuk sebagai pembenaran atau bahkan ruang-ruang untuk tampil sehingga dengan itu merasa bahwa apa yang telah menimpa dan dialami itu sebagai fitrah dalam berkehidupan.”
Baca Juga:
Baca Juga:
Urutan Wirid dan Doa Setelah Sholat Tarawih dan Witir
Meresapi Nasihat Ramadhan, Puisi Gus Mus
Hikmah di Balik Puasa Ramadhan
Tuntunan Rasulullah Menyambut Ramadhan 2023
Para Filsuf dan Binatang Pun Berpuasa
Ngaji Syaban: Kisah Amalan Puasa 8 Nabi Terdahulu