Senin 05 Jun 2023 11:45 WIB

Jerman akan Kembali Kirim Kapal Perang ke Laut Cina Selatan

Pengerahan kapal bertujuan untuk melindungi ketertiban internasional.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Kapal militer (ilustrasi). Jerman akan kembali mengirim kapal militer ke Laut Cina Selatan.
Foto: EPA-EFE/IRANIAN ARMY
Kapal militer (ilustrasi). Jerman akan kembali mengirim kapal militer ke Laut Cina Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan Berlin akan kembali mengirim kapal tempur ke Indo-Pasifik pada 2024. Saat situasi di kawasan semakin memanas akibat isu Cina-Taiwan dan Laut Cina Selatan (LCS).

Hal ini Pistorius sampaikan di forum pertahanan Shangri-La Dialogue di Singapura. Dalam kesempatan itu, ia juga menambahkan negara-negara harus membela ketertiban berbasis peraturan.

Baca Juga

"Pada akhirnya Pemerintah Federal Jerman mengirim kapal fregat ke Indo-Pasifik pada 2021 dan mengirimnya lagi pada 2024, pengerahan aset maritim kali ini kapal fregat dan kapal pasokan ke kawasan," kata  Pistorius dalam transkrip hang dibagikan Kementerian Pertahanan Jerman di Berlin, Senin (5/6/2023).

Ia menambahkan pengerahan aset militer ini tidak diarahkan ke negara tertentu. Pernyataan ini tampaknya ditunjukan ke Cina.

"Sebaliknya, kapal-kapal ini didedikasikan untuk melindungi ketertiban internasional berbasis peraturan yang telah kami semua sepakati dan yang harus kami semua manfaatkan baik di Laut Tengah, Teluk Bengal atau di Laut Cina Selatan," katanya.

Dengan meningkatkan kehadiran militernya di kawasan, Jerman menempatkan posisinya bertentangan dengan Cina, mitra dagangnya yang paling penting.

Pada 2021 untuk pertama kalinya kapal perang Jerman berlayar di LCS selama 20 tahun. Langkah ini dianggap Berlin bergabung dengan negara-negara Barat lainnya dalam memperluas kehadiran militer di kawasan. Ketika Barat semakin mencemaskan ambisi Cina di kawasan.

Cina mengeklaim hampir seluruh LCS sebagai miliknya sendiri. Meski pengadilan internasional memutuskan Beijing tidak memiliki dasar hukum atas klaim tersebut. Cina membangun pos militer di pulau reklamasi di perairan yang kaya akan gas alam dan sumber daya hayati. Sekitar 40 persen aliran perdagangan asing Eropa melewati LCS. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement